JAKARTA - Viral di media sosial sebuah video dari seorang pasien COVID-19 yang sedang diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waisai Raja Ampat, Papua Barat. Pasien tersebut curhat merasa ditelantarkan oleh pihak rumah sakit.

Pasien wanita berinisial OT ini merupakan tenaga medis yang bertugas di bagian laboratorium. Ia mengaku mendapat perawatan isolasi yang dirasa tidak layak.

OT mengaku, saat tiba di ruang isolasi terkejut karena ruangan dinilainya dalam keadaan tidak siap. Sehingga, OT mesti membersihkan sendiri ruangan tersebut.

"Saya masuk ke sini sudah hari keempat. Pertama masuk, kami keadaannya sangat menderita. Pertama saat masuk kita harus bersihkan ruangan, bersihkan tempat tidur, bersihkan semuanya," kata OT dalam video tersebut.

OT juga mengaku tidak dikunjungi oleh dokter. Dirinya juga tidak mendapat obat maupun vitamin dari pihak rumah sakit. Sehingga, OT mesti membeli vitamin dengan uang pribadi.

"Memang, makanan kita dikasih (dengan) baik, tapi untuk asupan vitamin kami, sama sekali tidak ada. Waktu kami menelepon, dibilangnya tidak ada anggaran untuk pembelian vitamin," keluhnya.

"Keadaan kami bukan makin baik pak tapi makin buruk karena kita tidak pernah diperhatikan satu orang pun dokter," lanjut dia.

Perihal ini, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Raja Ampat, Rosenda membantah bahwa ada penelantaran pasien di RSUD Raja Ampat. Menurut Rosenda, ruang isolasi pasien COVID-19 telah dibersihkan sebelum digunakan.

"Pasien tanpa gejala ditempatkan di gedung IPRS yang sudah dilakukan pembersihan berlapis oleh Tim COVID-19 oleh tim yang bertugas," tutur Rosenda saat dikonfirmasi VOI, Rabu, 30 September.

Adapun terkait dengan pengakuan OT tidak mendapatkan vitamin, Rosenda juga membantahnya. Rosenda bilang, OT sudah diberikan vitamin, namun OT sendiri menolak.

"Tim COVID RSUD sudah memberikan vitamin, namun tidak diminum, bahkan dibuang, OT menuntut obat vitamin yang sama dengan miliknya," ujarnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)