JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut uji klinis tahap tiga Vaksin COVID-19 dari Sinovac berjalan lancar. Hal ini disampaikannya setelah dia berkomunikasi dengan tim uji klinis dari Universitas Padjajaran.
"Kami tadi pagi melakukan rapat dan memperoleh informasi bahwa laporan yang diterima sampai saat ini uji klinis berjalan lancara dan tidak diperoleh laporan efek yang berat," kata Retno dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 28 September.
Retno menegaskan, pemerintah terus mempersiapkan pemberian vaksin COVID-19 dengan cara seksama dan hati-hati. Salah satu caranya, memantau kesiapan Bio Farma yang jadi produsen vaksin yang bekerja sama Sinovac.
Pemantauan ini, sambung dia, akan dilakukan bersama tim ahli dari Sinovac yang akan melakukan kunjungan ke tempat produksi milik perusahaan pelat merah tersebut. Rencananya, kunjungan ini akan dilakukan pada 20 September hingga 24 September mendatang.
"Tim ahli dari Sinovac telah melakukan visit ke bandung untuk meninjau production site biofarma dan sekaligus melakukan observasi pelaksanaan uji klinis fase ketiga yang tengah dilakukan di bandung dan sekitarnya," tegasnya.
SEE ALSO:
Lebih lanjut, delegasi dari perusahaan farmasi asal China ini akan mengunjungi gedung nomor 21 dan 43 milik Bio Farma.
"Gedung 21 ini akan digunakan untuk produksi vaksin Sinovac. Sementara gedung 43 akan digunakan sebagai site production atas vaksin kandidat dari CEPI. CEPI ini adalah vaksin yang melalui mekanisme multirateral dan kandidat vaksin lainnya," jelasnya sambil menambahkan saat ini kapasitas produksi vaksin di Bio Farma juga telah ditingkatkan dari 100 juta dosis menjadi 250 juta dosis.
Setelah kunjungan tersebut, selanjutnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI akan melakukan kunjungan ke laboratorium milik Sinovac di Beijing, China. Dalam kunjungan tersebut, BPOM akan memastikan secara langsung kualitas dari vaksin telah memenuhi standar keamanan, efikasi, dan kualitas.
Selain berfokus pada vaksin Sinovac, pemerintah juga masih terus melakukan komunikasi dengan pabrikan farmasi seperti Sinopharm dan perusahaan farmasi asal Uni Emirat Arab (UEA) G42 untuk mendapatkan data.
"Karena teman-teman tahu bahwa uji klinis Sinopharm dan G42 dilakukan di UAE. BPOM sudah bertemu dengan pihak otoritas UAE, sudah melakukan pertemuan dan mereka sepakat melakukan sharing data mengenai uji klinis," ungkapnya.
"Sharing data ini akan sangat penting bagi BPOM untuk penggunaan vaksin yang berasal dari Sinopharm dan G42. Ini sekali lagi sebagai langkah otoritas di sini dalam hal ini BPOM yg sangat hati2 untuk memastikan safety, efication, dan quality dari vaksin tersebut," imbuh dia.
Retno juga menegaskan sejumlah langkah yang dilakukan itu bertujuan agar pemerintah dapat melakukan vaksinasi COVID-19 terhadap masyarakat. "Jadi vaksinasi akan dilakukan secara hati-hati dan seksama. Dan otoritas yang berwenang dalam hal ini yang akan memantau dan menangani hal ini adalah BPOM dan kita akan terus berkoordinasi dengan BPOM. Kemenlu akan memfasilitasi komunikasi dengan pihak luar," pungkasnya.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)