JAKARTA - Maudy Ayunda kembali ke dunia musik lewat single terbaru yang berjudul “Cahaya”. Lewat lagu ini, Maudy mencoba mengeksplorasi keindahan cinta dan kompleksitasnya. Diibaratkannya bahwa lagu ini seperti sinar yang menerangi sebagai sumber harapan dan kehangatan, sedangkan ketidakhadirannya menjadi ketakutan dan kehampaan

Adapun, Jesse Choi, suaminya menjadi inspirasi Maudy dalam menulis lagu terbarunya ini. “Cahaya” merupakan hadiah untuk ulang tahun pernikahan mereka. Dibalut dengan melodi yang penuh perasaan, tempo yang lambat, nuansa syahdu nan romantis, serta lirik yang introspektif.

Bersamaan dengan dirilisnya “Cahaya”, Maudy juga menyampaikan rencana peluncuran album barunya tahun ini.

“Lagu ini aku tulis ketika aku sedang berada di Ubud, Bali, dan direkam bulan Maret 2024. Lagu ini menjadi bagian dari album yang akan keluar di tahun ini, berisi lagu-lagu tulisan aku sendiri,” kata Maudy Ayunda dalam keterangan tertulis, Jumat, 31 Mei.

“Senang sekaligus gugup karena di karya-karya ini, termasuk lagu Cahaya, aku jauh lebih jujur dan terbuka lagi lewat medium musik. Jadi banyak sekali cerita-cerita yang personal,” lanjutnya.

Video musik untuk “Cahaya” juga akan jauh berbeda dari apa yang sudah Maudy tampilkan di karya-karya sebelumnya.

“Kami membuat home video untuk lagu ini, yang rasanya lebih jujur dan apa adanya. Sekaligus, simbolisasi akan perjalanan kami dalam menemukan dan menjadi cahaya bagi satu sama lain,” katanya.

Adapun, album baru Maudy Ayunda yang akan datang mengusung tema nostalgia, coming of age, self-acceptance, momen-momen intim sebuah pencarian cinta, serta didapuk sebagai social commentary terkait isu-isu sosial seperti kesehatan mental, urban identity, social media impact, dan modernity.

Rencananya, karya yang menandakan kembalinya Maudy Ayunda merilis album musik setelah enam tahun hiatus tersebut akan rilis akhir tahun ini. Sebelumnya, Maudy Ayunda sudah lebih dulu merilis tiga album, yakni “Panggil Aku. . .” (2011), “Moments” (2015), dan “Oxygen” (2018).


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)