Resmi Melantai di BEI, Multi Hanna Kreasindo akan Bangun Pabrik di Lamongan
Foto: (Aris Nurjani/VOI)

JAKARTA – Perusahaan di bidang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) maupun non-B3, PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) resmi melakukan pencatatan perdana saham alias initial public offering (IPO) di Papan Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 16 April 2024.

Emiten ke-22 di 2024 ini sekaligus menjadi perusahaan pionir pengelola limbah yang melantai di Bursa dan seremoni listing saham MHKI pun bertepatan pula dengan momentum menjelang peringatan Hari Bumi pada 22 April 2024.

Direktur Utama MHKI Shahabuddin menjelaskan, peran perseroan di industri pasar modal nasional melalui pencatatan saham di BEI merupakan bagian dari upaya untuk memberikan solusi dalam menjaga kelestarian bumi.

"Sebagai perusahaan yang berdiri sejak sembilan belas tahun lalu, MHKI telah menunjukkan konsistensi dan komitmen untuk mencarikan jalan keluar bagi sejumlah perusahaan dalam mengatasi persoalan limbah proses produksi.” jelasnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa, 16 April.

Shahabuddin menyampaikan, pencatatan saham MHKI di BEI pada hari ini menjadi milestone penting bagi perseroan untuk secara konsisten menjaga bumi dari pencemaran limbah dan diharapkan keputusan go public ini mampu mendorong perkembangan dan pertumbuhan bisnis perseroan di masa mendatang.

Pada pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO), perseroan melepas saham ke publik sebanyak 750 juta lembar atau setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.

Adapun harga penawaran umum dengan nominal Rp160 per saham, sehingga melalui aksi korporasi ini MHKI mampu menggalang dana mencapai Rp120 miliar.

Selain itu, manajemen MHKI menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana Emisi Efek.

“Saat masa penawaran umum pada 2-4 April 2024, saham PT Multi Hanna Kresindo Tbk mendapatkan respons positif dari para investor dan seluruh saham yang ditawarkan dapat terserap secara baik,” ujar Shahabuddin.

Shahabuddin menyampaikan, perseroan optimistis MHKI akan menjadi salah satu saham pilihan investor, khususnya untuk saham di bidang usaha pengelolaan limbah B3 dan non-B3.

Dikatakannya, dana hasil IPO sebesar 97,9 persen akan digunakan untuk belanja modal atau capex untuk memperkuat kinerja bisnis perseroan.

Rinciannya, sebesar 60,32 persen untuk memenuhi terkait rencana pembangunan pabrik di Lamongan, Jawa Timur, sedangkan sebesar 39,68 persen untuk capex di Head Office MHKI.

Sementara sisa dana hasil IPO sebesar 2,1 persen akan dimanfaatkan sebagai modal kerja atau working capital MHKI, yaitu berupa penambahan persediaan bahan baku dan biaya operasional.

Adapun keperluan ini dibutuhkan oleh PT Multi Hanna Kreasindo Tbk untuk mendukung kenaikan penjualan produk perseroan.

Dikesempatan yang sama, Direktur MHKI Alwi optimis pertumbuhan pendapatan perseroan pada tahun 2024 sebesar 15-20 persen didorong besarnya peluang pengolahan limbah. Lantaran kinerja perseroan tumbuh secara konsisten.

“Sampai dengan bulan September 2023 kami sudah mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,5 persen. Bahkan di tahun 2024, kami optimis mencapai pertumbuhan 15-20 persen,”ujarnya.

Alwi menyampaikan, pertumbuhan pendapatan akan ditopang dari besarnya peluang pengolahan limbah di Indonesia yang belum di jamah perseroan.

“Total limbah berbahaya di Indonesia mencapai 60 juta ton, nah, kami baru mengolah 0,13 persen dari total volume limbah itu,” ungkapnya.

Sebagai informasi, selama sembilan bulan pertama di 2023, MHKI membukukan pendapatan Rp108 miliar atau bertumbuh 13,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2022 sebesar Rp95,32 miliar.

Sementara itu, laba bersih untuk periode yang berakhir 30 September 2023 tercatat Rp23,25 miliar atau lebih rendah 5,56 persen dibandingkan periode yang sama di 2022 senilai Rp24,62 miliar.

Dengan demikian, net profit margin (NPM) MHKI pada Kuartal III-2023 berada dalam kategori yang tinggi, yakni sebesar 21,53 persen.

Adapun hingga 30 September 2023, ekuitas MHKI mencapai Rp302,46 miliar, sedangkan jumlah liabilitas tercatat Rp24,34 miliar.

Maka total aset per 30 September 2023 mencapai Rp326,8 miliar atau mengalami kenaikan 92,02 persen dibandingkan per 31 Desember 2022 yang sebesar Rp170,19 miliar.

Aset MHKI ini secara konsisten mengalami pertumbuhan, karena pada akhir Desember 2021 masih tercatat Rp154,43 miliar dan pada akhir Desember 2020 senilai Rp132,24 miliar.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)