Santri Ponpes Pabelan Magelang Mendapat Pelatihan Jurnalistik dari Kelompok Wartawan Jakpus

JAKARTA - Pokja Bale Wartawan Jakarta Pusat (BWJP) menggelar kegiatan sosial di Pondok Pesantren Pabelan, Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan itu merupakan rangkaian acara ulang tahun Bale Wartawan Jakarta Pusat yang ke-20.

Dalam kegiatan tersebut, sejumlah jurnalis dari berbagai media massa yang tergabung di Pokja BWJP melakukan pelatihan jurnalistik kepada para santri, alumni hingga tim media Ponpes Pabelan.

Pelatihan dasar-dasar jurnalistik itu ditutup dengan latihan dan lomba menulis yang dinilai langsung jurnalis-jurnalis senior di Bale Wartawan Jakarta Pusat.

Pengasuh Ponpes Pabelan, KH Ahmad Nadjib Amin Hamam menyebut pihaknya menyambut antusias acara ini. Sebab selama berdiri, ini adalah kali pertama digelar acara pelatihan jurnalistik di ponpes yang sudah melahirkan sejumlah tokoh-tokoh besar.

“Anak-anak yang sekarang ada di sini kamu harus bersyukur kenapa? Karena ini acara ini acara yang langka, jarang terjadi, mahal harganya, jarang didapat,” kata KH Nadjib.

Menurunnya kesadaran membaca dan menulis juga membaca pada anak-anak harus lebih ditingkatkan lagi, di tengah kemajuan teknologi saat ini. Menurutnya, generasi muda punya kecenderungan malas membaca dan menulis.

Untuk itu, kegiatan BWJP mengajar sangat didukung oleh Ponpes Pabelan, sebab hal ini juga selaras dengan visi-misi Ponpes Pabelan yang punya 5 poin penting yakni, 5 baca yakni Baca Alquran, baca buku,

baca diri, baca situasi, baca pengalaman.

“Mudah-mudahan ini adalah awal yang bukan terakhir tapi akan menyusul acara berikutnya untuk anak Pabelan,” tambahnya.

Ketua Panitia ‘BWJP Goes To Jogja’ Christian mengatakan, kegiatan ini tak hanya sebatas pelatihan jurnalistik, tetapi acara itu juga sebagai upaya memberi pemahaman terkait berita-berita bohong yang saat ini menjamur di media sosial.

“Kita juga memberikan pengajaran dan pemahaman dalam menangkal info hoaks. Terlebih saat ini medsos cukup banyak informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan, bahkan kejadian yang sudah lewat tapi diputar ulang seolah-olah kejadian baru," ujarnya, Jumat, 4 Oktober.

“Kita memberikan pengajaran agar adik-adik ini jika mendapat info dari medsos lebih baik cek kebenarannya melalui media-media mainstream agar tidak termakan hoaks," tambahnya.