Bagikan:

JAKARTA - Ada pemandangan menarik di restoran Subway Indonesia yang berada di Cilandak Town Square (Citos), Jakarta Selatan. Restoran sandwich tersebut dijejali pembeli sejak Jumat 15 Oktober pagi hingga terjadi antrian yang cukup panjang.

Dalam pemberitaan sebuah media online nasional, bahkan pihak pengelola hingga harus menutup sementara restoran pada siang hari dan dibuka kembali pukul 15.00

Bagi sebagian masyarakat Indonesia, nama Subway mungkin masih asing. Hampir dipastikan, nama KFC atau McDonalds lebih familiar didengar dibanding Subway meski sama-sama restoran cepat saji.

Namun demikian, restoran sandwich asal AS ini sendiri merupakan salah satu waralaba restoran cepat saji terbesar di dunia sebagai penyedia sandwich. Restoran ini terkenal akan sandwichnya yang berukuran besar namun dijual dengan harga yang cukup terjangkau.

Adapun kesuksesan Subway hingga akhirnya bisa membuka cabang di berbagai negara, tidak lepas dari tangan dingin pendirinya, mendiang Fred DeLuca. Subway sendiri sebenarnya didirikan DeLuca karena terpaksa, di mana saat itu dirinya membutuhkan uang untuk berkuliah.

Pria kelahiran New York, 3 Oktober 1947 tersebut mendirikan Subway di usia yang masih sangat muda, yakni 17 tahun, atau saat ia baru saja lulus SMA.

Berawal pada 1965, ketika putra dari pasangan Italia-Amerika tersebut baru saja lulus SMA dan ingin melanjutkan cita-citanya berkuliah di jurusan kesehatan. Namun sayang, DeLuca tak memiliki cukup biaya sehingga ia terpaksa harus mencari sumber pendapatan.

Beruntung, ia memiliki seorang sahabat yang sudah akrab dengannya sejak masih anak-anak, yakni Peter Buck yang merupakan seorang fisikawan. DeLuca pertama kali bertemu Buck saat masih berusia 10 tahun. Teman masa kecilnya inilah yang kelak menjadi partner DeLuca dalam mendirikan Subway.

Pada kesempatan tersebut, Buck berniat membantu DeLuca dengan meminjamkan uang sebesar 1.000 dolar AS atau Rp14,6 juta ( untuk digunakan merintis usaha. DeLuca saat itu memiliki ide untuk membuat sebuah restoran yang menyediakan makanan cepat saji yang sehat dan tidak menggemukkan.

Akhirnya dengan modal tersebut, DeLuca menggandeng Buck untuk membuka restoran pertamanya bernama Pete's Super Submarines di Bridgeport, Connecticut. Restoran inilah yang menjadi cikal bakal Subway di kemudian hari.

Subway pun terus menerus menuai kesuksesan hingga abad ke-21, sampai pada 14 September 2015, DeLuca wafat di usia 67 tahun akibat leukemia yang dideritanya sejak 2013. Saat itu ia tercatat memiliki harta kekayaan 2,5 miliar dolar AS atau setara Rp 35,5 triliun.

Meski tanpa DeLuca, kini Subway telah memiliki 41.600 cabang di seluruh dunia dengan omzet mencapar 10,4 miliar dolar AS atau setara Rp152 triliun per tahunnya. Karyawannya sendiri sudah mencapai 30.000 orang di seluruh cabang.