Pertamina Bidik Nilai Valuasi 100 Miliar Dolar AS Setelah Proses Restrukturisasi
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – PT Pertamina menyebut bahwa perseroan menargetkan bisa meraih nilai valuasi perusahaan sebesar 100 miliar dolar AS seiring dengan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memastikan proses restrukturisasi akan terus berlanjut.

SVP Corporate Communications and Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, melalui restrukturisasi tersebut perseroan akan tancap gas dalam mengembangkan bisnis sekaligus tetap menjalankan amanah pemerintah dalam penyediaan energi.

“Kami akan terus bergerak memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Pertamina juga sepenuhnya tunduk dan patuh pada ketentuan dan proses hukum, baik yang telah diputuskan di Mahkamah Konstitusi maupun peradilan lainnya,” ujarnya seperti yang dikutip dari laman resmi, Sabtu, 2 Oktober.

Menurut Fajriyah restrukturisasi perusahaan dapat memberikan manfaat besar dalam meningkatkan kinerja Pertamina Group.

Sebagai informasi, sejak Juli 2020 Pertamina telah membentuk holding dan subholding, dan pada September 2021 seluruh Subholding telah resmi secara legal.

“Dengan adanya subholding, seluruh anak perusahaan bergerak sesuai ruang lingkup, peluang dan tantangan bisnis yang dihadapi sehingga dapat bersaing di tingkat global,” tuturnya.

Fajriyah mengungkapkan hingga Semester 1 2021 subholding diklaim mampu menunjukkan kinerja operasional yang positif sekaligus memperkuat peran Pertamina sebagai holding migas yang bertugas menjaga ketahanan, kemandirian dan kedaulatan energi nasional.

Selain itu, lanjut dida, restrukturisasi juga telah mendorong operasional perusahaan lebih terintegrasi di seluruh lini bisnis dari hulu hingga hilir, sehingga lebih efektif dan efisien. Hal ini dibuktikan dengan capaian efisiensi yang telah dicatat perusahaan, seperti kemampuan melakukan cost optimization dan menurunkan inventory cost, baik dari sisi nilai maupun volume.

“Seluruh anak usaha dalam Pertamina Group meningkatkan sinergi dalam bisnis maupun integrasi operasional, sehingga dapat mengoptimalkan resources yang ada dan memberikan manfaat yang lebih besar,” tutup Fajriy.