Pejabat BI Tegaskan Kerja Sama LCS Indonesia-China Murni Ekonomi: Tidak Ada Politik!
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia (BI) Doddy Doddy Zulverdi menegaskan bahwa kesepakatan transaksi bilateral dengan mata uang lokal (Local Currency Settlement/LCS) antara Indonesia dan China adalah murni bermotif ekonomi.

“Kerja sama ini dimaksudkan untuk memperluas penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi langsung dengan negara mitra dan tidak ada unsur lain selain itu, apalagi politik,” ujarnya dalam sebuah webinar yang diselenggarakan BI pada Rabu, 8 September.

Menurut Doddy, keputusan membangun sinergi dengan China merupakan kelanjutan dari kerja sama serupa yang telah dijalin dengan tiga negara lain, yakni Jepang, Malaysia, dan Thailand.

“Tentu dengan China ini kita berharap bisa segera membawa manfaat bagi Indonesia karena China merupakan negara mitra dagang terbesar dan juga investasi mereka cukup besar di sini,” tuturnya.

Untuk diketahui, kesepakatan LCS dengan Negeri Tirai Bambu itu mulai diimplementasikan pada Senin, 6 September 2021.

Kerangka kerja sama dimaksud meliputi penggunaan kuotasi nilai tukar secara langsung (direct quotation) dan relaksasi regulasi tertentu dalam transaksi valuta asing antara mata uang Rupiah dan Yuan.

Nantinya, perluasan penggunaan LCS diharapkan dapat mendukung stabilitas rupiah melalui dampaknya terhadap pengurangan ketergantungan pada mata uang tertentu di pasar valuta asing domestik.

BI mengklaim jika penggunaan LCS memberikan banyak manfaat langsung kepada pelaku usaha, antara lain biaya konversi transaksi dalam valuta asing yang lebih efisien, tersedianya alternatif pembiayaan perdagangan dan investasi langsung dalam mata uang lokal.

Lalu, tersedianya alternatif instrumen lindung nilai dalam mata uang lokal, dan diversifikasi eksposur mata uang yang digunakan dalam penyelesaian transaksi luar negeri.

Untuk memperlancar agenda ini, masing-masing negara menunjuk bank yang berperan sebagai Appointed Cross Currency Dealer (ACCD). Di Indonesia sendiri BI menunjuk 12 bank sebagai ACCD. Semetara China menetapkan 8 banknya yang bertugas untuk memperlancar transaksi LCS dengan Indonesia.