JAKARTA - Pemerintah terus membidik peningkatan investasi bahan baku industri manufaktur dari Jepang dalam waktu dekat untuk masuk ke Tanah Air. Upaya ini dilakukan agar bisa memberikan nilai tambah terhadap produk-produk di dalam negeri.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Rachmat Gobel menjelaskan saat ini pihaknya tengah melakukan lobi-lobi politik dengan Pemerintah Jepang. Lobi tersebut bertujuannya agar dapat menggiring investor Negeri Sakura menanamkan modalnya di Indonesia lebih banyak lagi.
"Kita mengharapkan bagaimana bisa meningkatkan investasi lainnya pada sektor manufaktur. Karena bagaimanapun mereka membutuhkan bahan baku yang saya kira di Indonesia bisa dibuat sehingga nilai tambahnya akan besar," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, 7 September.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta target realisasi investasi sebesar Rp900 triliun di 2021 bisa tercapai di akhir tahun. Dengan demikian, akan semakin meningkatkan penciptaan lapangan kerja dan menggeliatkan perekonomian nasional.
Selain industri manufaktur, kata Rachmat, pembangunan infrastruktur yang digarap oleh Jepang juga akan ditingkatkan penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Menurut dia, kedua sektor tersebut merupakan salah satu prioritas utama pemerintah saat melakukan negosiasi.
BACA JUGA:
Apalagi, kata Rachmat, sekarang pemerintah telah merampungkan pengesahan Undang-undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020 sebagai pintu masuk menjaring investasi. Ia mengaku optimis aliran modal asing akan meningkat sehingga mampu menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja.
"Ini harus cepat bagaimana menjelaskan sekaligus kepada pemerintah maupun pengusaha Jepang sendiri. Karena ini adalah kesempatan yang sangat besar buat menarik investasi mereka," jelasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) nilai investasi dari Jepang jumlahnya terus meningkat dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Pada tahun 2018 setidaknya ada 3,2 miliar dolar AS aliran modal dari Jepang yang ditanamkan di Tanah Air. Jumlah tersebut meningkat di tahun 2019 sebanyak 3,8 miliar dolar AS dan tahun 2020 angkanya mencapai 8,8 miliar dolar AS.