JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN diperkirakan akan mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp5 triliun. Nilai tersebut turun dari usulan awal yang diajukan perusahaan sebesar Rp10 triliun. Anggaran tersebut terdiri atas anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp682,69 miliar.
Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini mengatakan penambahan modal ini dibutuhkan perusahaan untuk percepatan transmisi dan distribusi listrik, serta untuk percepatan pembangunan lima destinasi wisata super prioritas dari pemerintah.
"PMN tahun anggaran 2022 Rp5 triliun, program pemulihan ekonomi (PEN) 2021 sebesar Rp682,69 miliar diperlukan untuk pembangunan kawasan destinasi pariwisata super prioritas yang direncanakan beroperasi 2022," ucapnya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR, Rabu, 1 September.
Adapun rinciannya DPSP Danau Toba Rp185,52 miliar, Mandalika Rp73,52 miliar, Borobudur Rp46,91 miliar, Labuan Bajo Rp290,24 miliar dan Likupang Rp86,5 miliar.
Selain untuk PEN, PMN senilai Rp 5 triliun pun dialokasikan perseroan untuk sejumlah proyek kelistrikan di tahun depan. Seperti, biaya belanja modal untuk transmisi dan distribusi, termasuk di dalamnya pelaksanaan program listrik desa (lisdes), pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) untuk menunjang program lisdes.
BACA JUGA:
"PLN berkomitmen untuk target bauran energi 23 persen pada tahun 2025," ujarnya.
Kemudian, lanjut Zulkifli, investasi untuk pengembangan transmisi terkait evakuasi daya pembangkit, penurunan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik, mengatasi kerawanan sistem, sehingga meningkatkan penjualan.
Selanjutnya, investasi pada fungsi transmisi untuk mendukung evakuasi baru pembangkit-pembangkit baru milik PLN maupun IPP ke konsumen. Dari rencana anggaran Rp5 triliun tersebut, untuk fungsi ini menurutnya akan dialokasikan dana senilai Rp2,8 triliun.
"Selain itu, investasi di sisi distribusi dilakukan untuk mendukung peningkatan penjualan kepada pelanggan baru," tuturnya.