Mengapa Raffi Ahmad Bilang Jusuf Hamka sebagai <i>The Real</i> Sultan Andara? Begini Penjelasannya
Raffi Ahmad bersama dengan Jusuf hamka. (Foto: Instagram @jusufhamka)

Bagikan:

JAKARTA - Belum lama ini, selebriti Raffi Ahmad mengunggah foto bersama pengusaha keturunan China, Jusuf Hamka. Dalam caption foto tersebut, Raffi mengungkapkan bahwa Jusuf Hamka lah yang layak disebut sebagai Sultan Andara.

Seperti diketahui, Raffi Ahmad disebut oleh penggemarnya sebagai Sultan Andara. Hal tersebut disinyalir karena Raffi tergolong selebriti kaya raya, dan kebetulan bertempat tinggal di salah satu perumahan mewah di kawasan Andara, Jakarta Selatan.

Meski demikian, Raffi menyebut bukan dirinya yang layak disebut Sultan Andara. Pasalnya, Jusuf Hamka dinilainya jauh lebih "berhak" menyandang status tersebut jika melihat fakta-fakta yang ada.

"Bersama The Real Sultan Andara yang bikin jalanan TOL Andara. Hormat Geraaaakkkkkkkk Kepada Om @jusufhamka dan Bro @feisalhamka. Terimakasih sudah berbagi ilmu dan kisah inspirasinya," tulis Raffi, dikutip Selasa 3 Agustus.

Sebagai informasi, Jusuf Hamka adalah pengusaha senior yang dikenal sebagai "pemilik jalan tol di Jakarta". Dia saat ini adalah Direktur Utama di PT Citra Waspphutowa, anak usaha PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, kontraktor yang membangun Jalan Tol Depok - Antasari (Desari). Jalan tol tersebut melintasi tempat tinggal Raffi Ahmad, sehingga tak heran jika suami Nagota Slavina itu menyebut Jusuf Hamka adalah The Real Sultan Andara.

Tol Desari Seksi II (Brigif-Sawangan) telah dibuka untuk umum, pada Jumat 3 Juli 2020 silam. Tol Desari Seksi II ini dirancang sepanjang 6,3 kilometer dengan empat gerbang yakni Gerbang Krukut 1 (keluar tol), Gerbang Krukut 4 (masuk tol), Gerbang Sawangan 1 (keluar tol) dan Gerbang Sawangan 4 (masuk tol). Tol Desari Seksi II ini berakhir di jalan nasional yakni, Jalan Raya Sawangan, Jawa Barat.

Tol Desari Seksi II merupakan lanjutan dari Tol Desari Seksi I Antasari-Brigif yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 27 September 2018 lalu. Dengan total keseluruhan panjang 21,60 kilometer, jalan bebas hambatan ini dibagi dalam  3 seksi.

Seksi I Antasari-Brigif sepanjang 5,80 kilometer, Seksi II Brigif-Sawangan sepanjang 6,30 kilometer, dan Seksi III Sawangan-Bojong Gede 9,50 kilometer yang ditargetkan beroperasi pada Januari 2021.

Dengan beroperasinya ruas yang menjadi penghubung Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) dengan JORR II ini dapat memecahkan masalah kemacetan lalu lintas yang mengoneksi Kota Jakarta dengan kota-kota sekitarnya, seperti Depok dan Bogor.

Pembangunan Tol Desari dilaksanakan oleh PT Citra Waspphutowa yang merupakan anak perusahaan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) dengan saham mayoritas 62,50 persen, PT Waskita Toll Road sebesar 25 persen dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 12,50 persen.

Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) ditandatangani pada tanggal 29 Mei 2006 dan diamandemen pada tanggal 7 Juni 2011 dengan masa konsesi 40 tahun sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Konstruksi (SPMK).

Di antara jajaran manajemen PT Citra Waspphutowa, terdapat nama Fitria Yusuf sebagai Komisaris Utama. Dia juga menjabat Direktur Utama PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. Fitria Yusuf merupakan anak dari Jusuf Hamka.

Pada dekade 90-an, Jusuf Hamka pernah menjabat Komisaris PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. Kemudian pada 2012, posisinya bergeser menjadi Direktur Utama.

Saat ini, selain menempatkan Fitria Yusuf di posisi Direktur Utama CMNP, Jusuf Hamka juga menempatkan dua anaknya yakni Feisal Hamka sebagai Komisaris Utama dan Farid Hamka sebagai Komisaris.

Mengutip laman resmi perusahaan, CMNP pada awal pendiriannya 13 April 1987 adalah sebuah konsorsium, terdiri dari beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang infrastruktur, khususnya pengusahaan jalan tol dan bidang terkait lainnya.

Berdirinya CMNP membuka era baru kemitraan masyarakat dan swasta dalam pengusahaan jalan tol, melalui perannya membangun jalan tol  ruas Cawang - Tanjung Priok (North South Link/ NSL) sepanjang 19,03 km.

Keberhasilan pelaksanaan pilot project tersebut, membuat pemerintah memberikan kepercayaan kepada CMNP untuk membangun jalan tol ruas Tanjung Priok - Jembatan Tiga/ Pluit  (Harbour Road/ HBR) sepanjang 13,93 km.

Ilustrasi. (Angga Nugaraha/VOI)

Penyelesaian ruas jalan tol NSL dan HBR sepanjang 32,96 km atau yang dikenal dengan Jalan Tol Ir. Wiyoto Wiyono, MSc dengan masa konsesi 31 tahun 3 bulan ini, telah memungkinkan sistem jaringan Jalan Tol Dalam Kota Jakarta (Tomang- Cawang - Tanjung Priok - Ancol Timur - Jembatan Tiga - Pluit - Grogol - Tomang) dapat beroperasi secara terpadu, di bawah pengelolaan bersama PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan CMNP dengan sistem bagi hasil.

Seiring dengan tuntutan ekspansi usaha, CMNP telah berubah statusnya menjadi perusahaan terbuka sejak 10 Januari 1995, yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh masyarakat.

Saat ini CMNP memiliki lima anak perusahaan yaitu PT Citra Margatama Surabaya pemegang konsesi  jalan tol ruas Simpang Susun Waru-Bandara Juanda Surabaya; PT Citra Waspputowa pemegang konsesi jalan tol ruas Antasari-Depok-Bogor; PT Citra Persada Infrastruktur sebagai sepesialis operation and maintenance jalan tol yang sekaligus induk usaha dari PT Girder Indonesia sebagai spesialis precast concrete atau beton pra cetak, PT Citra Marga Nusantara Propertindo yang bergerak di bidang properti dan pengembangan kawasan, serta PT Citra Marga Lintas Jabar yang merupakan Badan Usaha Jalan Tol pemegang konsesi ruas Soreang-Pasir Koja (Soroja) Bandung, Jawa Barat, sepanjang 8,15 Km.