Waduh! KPPU Sebut Kalimantan Timur Kekurangan 20 Ton Oksigen untuk Penanganan COVID-19
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) menyebutkan salah satu provinsi di Indonesia mengalami kekurangan 20 ton oksigen untuk penanganan pandemi COVID-19 dan telah terjadi sejak awal bulan Juli 2021. Provisi tersebut adalah Kalimantan Timur.

Kepala Kantor Wilayah V KPPU Kalimantan Manaek SM Pasaribu mengatakan salah satu produsen oksigen di daerah tersebut yakni PT Samator hanya mampu memproduksi oksigen sebanyak 30 ton per bulan. Sementara saat pandemi COVID-19, permintaan melonjak hingga 50 ton per bulan.

"Dari minggu pertama Juli 2021 stok oksigen ukuran satu meter kubik sangat terbatas dan stok sebelumnya difokuskan kepada rumah sakit dan puskesmas," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat, 30 Juli.

Kata Manaek, sampai dengan tanggal 27 Juli 2021, ketersediaan stok oksigen di beberapa toko alat kesehatan dan apotek terpantau mengalami kekosongan. Setelah dilakukan penelusuran pada marketplace, dia menjelaskan tidak tersedia pedagang yang menjual tabung maupun oksigen dengan ukuran satu meter kubik.

Lebih lanjut, Manaek mengatakan kondisi ini sangat memprihatinkan lantaran jumlah penderita COVID-19 terus melonjak. Alhasil, fasilitas kesehatan dan rumah sakit mengalami krisis oksigen. Sebab, stok yang ada tidak mencukupi bahkan harus membuat tenaga medis memprioritaskan oksigen untuk pasien yang kritis.

"Pemprov Kalimantan Timur telah berkoordinasi dengan Pemprov Sulawesi Selatan terkait rencana pengambilan oksigen oleh PT Samator dari wilayah itu dengan salah satu poinnya adalah mempermudah akses jalur kapal PT Samator untuk mengambil oksigen," tuturnya.

Manaek juga menjelaskan upaya lain yang dilakukan untuk mengantisipasi kelangkaan oksigen yakni dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) oksigen. Kata dia, kerja sama dengan perusahaan negara pun akan dilakukan agar masalah ini dapat segera ditangani.

"Pemprov Kalimantan Timur telah membentuk Satgas Oksigen dan berkoordinasi dengan PT Pupuk Kaltim dan PT Pertamina untuk melakukan pengadaan oksigen karena perusahaan tersebut memiliki kemampuan memproduksi oksigen," ujarnya.