Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah berencana membagikan obat terapi COVID-19 dalam waktu dekat kepada pasien tanpa gejala dan bergejala ringan. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan langkah tersebut sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Adapun obat dibagikan dalam bentuk paket berdasarkan gejala ringan seperti demam, anosmia, dan demensia. Paket obat ini akan menjangkau hampir 210.000 pasien COVID-19 tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan

"Presiden sudah putuskan mulai Rabu nanti pekan ini, kita akan launching ada 300.000 paket obat untuk OTG, dan juga untuk yang kelas-kelas penyakit yang masih tidak serius. OTG 10 persen, paket demam dan anosmia 60 persen, dan demam dan batuk 30 persen," katanya dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 12 Juli.

Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali ini juga mengatakan obat tersebut akan diberikan kepada individu yang masuk dalam kategori kasus aktif COVID-19 selama beberapa bulan mendatang.

"Kita berikan dan akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan ini akan diberikan oleh nanti TNI bersama-sama elemen-elemen yang lain. Prosedurnya sudah disusun sehingga itu bisa jalan," tuturnya.

Di samping itu, Luhut juga mengatakan bahwa saat ini hanya obat remdesivir dan actemra yang mengalami kekurangan. Sementara, untuk actemra rencananya akan diproduksi di dalam negeri dalam waktu dekat.

"Actemra sebentar lagi kami dengan Menteri Budi (Menkes) akan bicara license actemra supaya bisa produksi dalam negeri. Saya kira ini sudah berjalan," jelasnya.

Sebelumnya, Luhut menegaskan syarat untuk mendapatkan bantuan obat perawatan untuk pasien COVID-19 dari pemerintah adalah menunjukkan hasil tes swab PCR.

"Saran saya nanti 2.200 dokter yang direkrut dan dikoordinasi oleh Pak Tugas (Kapuskes TNI) dipimpin Panglima TNI, bisa atur semua flow (alur) ini," katanya.

Sementara itu, Panglima TNI Hadi Tjahjanto menyatakan kesiapan pihaknya untuk menyusun mekanisme pencatatan, penyaluran, dan sosialisasi obat-obatan tersebut.

"Untuk kecamatan dan desa kami tentu akan terus berkoordinasi dengan dokter dan bidan desa untuk mengedukasi pasien, dan Babinsa juga nanti akan membantu," ujar Hadi.