Bagikan:

JAKARTA - Pelaku Pasar Modal Michael Jayadi menyebut perkembangan industri data center di Indonesia akan terus bergeliat di masa mendatang. Asumsi tersebut dia lontarkan berdasarkan perkembangan pasar yang  cukup membutuhkan data untuk keperluan pengembangan bisnis.

“Masuknya pemain besar seperti Salim Grup dan Telkom untuk berkecimpung di industri data adalah alasan bahwa sektor ini mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk berkembang, mengingat nama-nama tersebut telah terbukti mampu membangun bisnis dengan baik,” ujarnya dalam sebuah diskusi virtual yang disiarkan oleh Smart FM, Sabtu, 12 Juni.

Michael menambahkan, dua nama besar korporasi di Indonesia itu tidak mungkin mengembangkan lini usaha tanpa melihat potensi yang besar.

“Pasti ada permintaan yang kuat dari pasar sehingga mereka rela untuk menginvestasikan dana yang besar untuk masuk ke sektor ini,” tuturnya.

Lebih lanjut, Michael mengungkapkan jika kapitalisasi data cukup berguna untuk menentukan keputusan strategis di masa yang akan datang.

“Melalui pengolahan data ini kita bisa memprediksi atau bahkan menebak arah pasar yang akan terjadi,” tegasnya.

Praktisi pasar modal tersebut mengingatkan jika pengembangan industri data senter harus dibarengi dengan kemampuan perlindungan data.

“Jangan lupa bahwa aspek sekuriti menjadi penting untuk diterapkan apabila industri ini ingin berkembang. Selain bisa membuat unsur kepercayaan publik meningkat, faktor keamanan data juga dapat menjadi alasan investor untuk datang berinvestasi di industri ini,” jelasnya.

Seperti informasi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Telkom Indonesia Tbk. diketahui melakukan pembangunan pusat data berkapasitas terbesar di Indonesia sekaligus bertaraf global bernama HyperScale Data Center (HDC).

Telkom HDC dibangun di atas lahan seluas 65.000 meter persegi dengan kapasitas hingga 10.000 rack, dan daya listrik sekitar 75 MW. Fasilitas ini diklaim akan menjadi pusat data yang dalam operasionalnya minim menghasilkan emisi gas karbondioksida.

Sementara itu, Salim Grup bersama Keppel Group melalui Alpha Data Centre Fund (Alpha DC Fund) baru saja mencapai kesepakatan untuk mendirikan perusahaan patungan atau joint venture (JV), IndoKeppel Data Centre 1 (IKDC 1) yang akan mengambil tempat di Bogor, Jawa Barat seluas 3 hektar.