JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia terancam batal menyelenggarakan musyawarah nasional (Munas) VIII untuk memilih ketua umum baru periode 2021-2026 pada 2-4 Juni di Nusa Dua, Bali. Salah satu Calon Ketua Umum Kadin, Arsjad Rasjid mengatakan dirinya menerima apapun keputusan yang diambil Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani.
Arsjad mengatakan pemerintah meminta agar munas Kadin diundur. Menurut dia, keputusan tersebut harus dihargai. Meski begitu, Arsjad mengatakan dirinya siap kapanpun Munas diselenggarakan.
"Pada dasarnya kami siap kapan pun Munas VIII Kadin akan digelar," tuturnya saat dihubungi VOI, Jumat, 28 Mei.
Arsjad tak menampik mundurnya jadwal munas Kadin untuk memilih ketua umum, membuat perjuangannya lebih panjang. Namun, semangat dan kesiapan mental terus ditambahkan.
"Road to Munas Kadin ini sudah seperti marathon, dan stamina kami masih tetap optimal. Kita harus rela menambah stamina karena kita harus mengerti sudut pandang pemerintah," katanya.
Menurut Arsjad, Kadin adalah organisasi yang disahkan oleh UU, dan hasil Munas Kadin juga disahkan oleh Keppres. Kadin adalah partner utama Pemerintah dalam dalam mengembangkan dunia usaha dan perekonomian, dan Ketua Umum Kadin terpilih akan harus terus menjalin komunikasi dengan pemerintah di setiap langkah.
BACA JUGA:
Karena itu, kata dia, pihaknya harus menghormati keputusan pemerintah yang sudah pasti dipertimbangkan dengan baik. Apalagi, kata Arsjad, ada ancaman klaster COVID-19 baru jika Munas Kadin tetap dilakukan di Bali.
"Risiko yang dapat dialami apabila Munas tetap di Bali adalah adanya klaster COVID-19 baru yaitu klaster Munas Kadin, apalagi awal Juni masih terlalu dekat dengan masa mudik Lebaran," tuturnya.
Dampak dari klaster COVID-19 yang dapat disebabkan Munas Kadin, kata Arsjad, tidak hanya berdampak negatif kepada Kadin Indonesia, tetapi juga terhadap perekonomian Indonesia secara menyeluruh.
"Kami sangat mengerti keputusan pemerintah yang memindahkan tanggal Munas Kadin pada akhir bulan, agar dampak lonjakan COVID-19 yang disebabkan mudik dapat terkontrol, dan memindahkan tempatnya ke Kendari, di mana angka COVID-19 minim," ujarnya.