Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa meskipun beberapa lembaga, termasuk Bank Indonesia (BI), telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi, tetapi pemerintah tetap optimis.

Menurutnya hal ini karena saat ini masih bulan Januari, dan perkembangan lebih lanjut akan terlihat pada bulan Maret, terutama dengan adanya perayaan Lebaran. Oleh karena itu, pemerintah akan terus mendorong sektor konsumsi.

"Tetapi pemerintah sih tetap optimis, ini kan masih bulan Januari. Jadi kita lihat aja perkembangan ke depan dan pemerintah kan melihat di bulan Maret nanti ada lebaran sehingga kita akan terus menggenjot sektor konsumsi," ujarnya dalam keterangannya, Jumat, 17 Januari.

Selain itu, Airlangga menyampaikan pemerintah juga memperkuat kebijakan terkait devisa, termasuk kebijakan devisa hasil ekspor.

Adapun saat ini, Airlangga menegaskan pemerintah tengah melakukan fine tuning terhadap kebijakan tersebut, dengan harapan dapat segera diluncurkan sehingga dapat memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia.

"Mudah-mudahan ini segera bisa kita luncurkan sehingga fundamental daripada ketahanan ekonomi kita semakin kuat," jelasnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) ungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 diperkirakan mencapai 4,7 persen hingga 5,5 persen, cenderung sedikit lebih rendah dari kisaran prakiraan sebelumnya di level 4,8 persen hingga 5,6 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan turunnya proyeksi ekonomi pada 2025 diperkirakan akibat rendahnya nilai ekspor sehubungan dengan melambatnya permintaan negara-negara mitra dagang utama, kecuali AS.

Perry menambahkan konsumsi rumah tangga juga masih lemah, khususnya golongan menengah ke bawah sehubungan dengan belum kuatnya ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja.

Selain itu, Perry menyampaikan dorongan investasi swasta juga belum kuat karena masih lebih besarnya kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan, baik domestik maupun ekspor.

"Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 mencapai kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen, sedikit lebih rendah dari kisaran prakiraan sebelumnya 4,8 persen–5,6 persen," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu, 15 Januari.