Bagikan:

JAKARTA - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatatkan produksi rata-rata dalam setahun sebesar 556.000 barel minyak per hari (BOPD) dan gas bumi 2,8 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) sepanjang 2024.

Direktur Utama PHE, Chalid Said Salim mengatakan, pencapaian produksi ini merupakan kontribusi dari 5 regional yang berada di wilayah kerja operasional Subholding Upstream.

Ia merinci, untuk pencapaian produksi minyak, Regional 1 (Sumatra) menyumbang angka produksi sebesar 203.000 barel minyak per hari (BOPD). Sementara Regional 2 (Jawa) sebesar 54.000 BOPD; Regional 3 (Kalimantan) 58.000 BOPD; Regional 4 (Indonesia Timur) 85.000 BOPD; dan Regional 5 (wilayah operasi di luar negeri) sebesar 156.000 BOPD.

Sedangkan untuk pencapaian produksi gas bumi, Regional 1 (Sumatra) menyumbang angka produksi sebesar 823 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Sementara Regional 2 (Jawa) sebesar 356 MMSCFD; Regional 3 (Kalimantan) 622 MMSCFD; Regional 4 (Indonesia Timur) 653 MMSCFD; dan Regional 5 (wilayah operasi di luar negeri) 375 MMSCFD.

"Guna mendukung swasembada energi nasional, Subholding Upstream Pertamina secara intensif melakukan kegiatan bor pengembangan, work over (WO) dan well intervention well services (WIWS)," ujanya, Senin, 6 Januari.

Hingga akhir Desember 2024, lanjut dia, jumlah bor pengembangan yang berhasil diselesaikan mencapai 814 sumur, meningkat dibandingkan realisasi 2023 sebanyak 801 sumur.

Sementara jumlah sumur work over yang berhasil diselesaikan hingga akhir tahun 2024 sebanyak 919 sumur, meningkat dibandingkan realisasi 2023 sebanyak 844 sumur.

Sedangkan untuk pengerjaan well intervention well services (WIWS), hingga akhir 2024 jumlahnya mencapai 33.687 pekerjaan atau meningkat dibandingkan pencapaian tahun 2023 sebanyak 31.686 pekerjaan.

Selain itu, telah dilakukan sejumlah inisiatif untuk meningkatkan angka produksi. Pengembangan hasil reinterpretasi subsurface baru seperti yang dilakukan di Gunung Kemala dengan average initial production 735 BOPD.

Inisiatif lainnya adalah pengembangan sumur stepout/nearfield/interfield untuk memperoleh potensi hidrokarbon di area baru, salah satunya di Lembak-Kemang-Tapus dengan initial production di angka 1.700 BOPD. Kemudian, implementasi teknologi komplesi berupa multi stage fracturing (MSF) di sumur horizontal lapangan Kotabatak yang berhasil meningkatkan produksi sumur dengan dengan initial production di 523 BOPD.

Upaya lainnya adalah melakukan akselerasi Put on Production (POP) sumur eksplorasi sehingga dapat langsung berkontribusi pada peningkatan produksi migas walaupun kurang dari 1 tahun sejak discovery.

"Akselerasi POP sumur eksplorasi antara lain telah dilakukan di East Pondok Aren, Astrea, dan Pinang East," lanjut Chalid.

Selain itu, Subholding Upstream Pertamina Grup juga melakukan pengembangan lanjutan steamflood di lapangan Duri melalui proyek North Duri Development, pengembangan Low Quality Reservoir melalui kegiatan fracturing yang masif sebanyak 169 pekerjaan sepanjang tahun 2024, dan Waterflood EOR pada struktur baru seperti Tanjung, Handil, Pager dan E-Main.

“Kami bersyukur dengan seluruh pencapaian tersebut, kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pemangku kepentingan yang senantiasa mendukung kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat berjalan dengan lancar," tandas Chalid.