Bagikan:

JAKARTA - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina telah menyelesaikan pengeboran tiga sumur eksplorasi, 163 sumur pengembangan, 219 workover, dan 8.323 well services per Maret 2024.

Corporate Secretary PHE, Arya Dwi Paramita, mengatakan PHE juga mencatatkan survei Seismik 2D sepanjang 12 kilometer (km) dan 3D sepanjang 2.602 kilometer persegi.

Dalam bidang eksplorasi, PHE mencapai total temuan sumber daya 2C sebesar 140 Juta Barel Minyak Ekuivalen/Setara Minyak (MMBOE).

"Kali ini, PHE melalui Fungsi New Venture berupaya mengembangkan potensi eksplorasi untuk geologic hydrogen di wilayah Timur Indonesia," kata Arya dalam keterangan resminya, Sabtu, 11 Mei 2024.

Arya menyebut PHE berkolaborasi dengan Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi Universitas Pertamina serta bekerja sama dengan pihak Pusat Survei Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral (KESDM).

PHE memulai untuk penerapan studi G&G potensi geologic hydrogen di East Sulawesi Ophiolite melalui tahapan kick-off meeting untuk studi eksplorasi geologic hydrogen atau dikenal dengan natural hydrogen di Sulawesi Opholite, yang digelar di Kota Bandung, pada Senin, 6 Mei 2024.

"Tujuan studi ini adalah untuk menyiapkan eksplorasi energi bersih juga bentuk dukungan visi dan misi PHE dan roadmap perusahaan terkait emission reduction pada 2025-2034," ujarnya.

Beriringan dengan kebijakan keberlanjutan (sustainability policy) PHE untuk menjadi perusahaan ramah lingkungan (environmentally friendly) yang menyediakan akses energi dan mendukung energi hijau untuk mendukung agenda transisi iklim nasional.

"Didukung oleh penelitian terbaru dari Pusat Survei Geologi (PSG) di area East Sulawesi Opholite yang berhasil mengidentifikasi adanya geologic hydrogen, melalui gas seepage Tanjung Api dan Hot Spring Bahodopi di jalur Sesar Matano," imbuhnya.

Sementara itu, Vice President New Venture PHE, Bintoro Wibowo, mengatakan eksplorasi untuk menemukan geologic atau natural hydrogen ini akan menjadi salah satu harapan dari Pertamina sebagai greener and cleaner energy.

Bintoro lebih lanjut menyebut Universitas Pertamina akan memimpin studi yang pertama dilakukan PHE untuk melihat potensi geologic hydrogen, yang mana meliputi mapping geologi, survei, pengambilan data geokimia, serta pengambilan data geofisika yang sangat kompleks dan lengkap.

"Ini akan menjadi energi unggulan untuk dunia menuju dekade geologic hydrogen dan net zero emission. Diharapkan, bahwa studi ini akan menjadi langkah pertama bagi PHE dan Indonesia guna mewujudkan hasil atau upaya kami untuk melakukan dan mencari sumber energi bersih di masa depan," tuturnya.

Adapun perwakilan dari Universitas Pertamina, Eddy Ariyono Subroto, menyambut kerja sama PHE ini dengan tangan terbuka dan mengatakan siap untuk studi potensi geologic hydrogen ini.

"Kami ucapkan banyak terima kasih atas kepercayaannya kepada tim kami untuk melaksanakan studi ini. Ketika kami mengumpulkan tim, sebagian pihak mengatakan ini adalah pekerjaan berat."

"Namun demikian, kami yakin dan karena itu kami harus bekerja dengan semangat dan bersungguh-sungguh," imbuhnya.