JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ungkapkan Pasar modal Indonesia menunjukkan kinerja yang positif dan solid sepanjang tahun 2024.
Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK Aditya Jayaantara menyampaikan, pasar modal domestik dinilai stabil dan berhasil melewati momentum yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian seperti pelaksanaan Pemilu Presiden dan Pilkada serentak.
"Kita sudah melewati proses pemilihan presiden, pemilihan legislatif dan pilkada yang kita dapat lalui dengan baik untuk menjaga pasar modal kita," tuturnya dalam Konferensi Pers Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2024, Senin, 30 Desember.
Aditya menyampaikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 27 Desember 2024 berada di level 7.036 atau melemah 3,25 persen secara year to date (ytd).
Menurut Aditya, sepanjang tahun 2024 IHSG bergerak cukup dinamis, meskipun dalam tren pelemahan akibat ketidakpastian global, namun IHSG juga sempat menyentuh level tertingginya atau all time high (ath) di level 7.905 pada pada 19 September 2024.
“Kinerja pasar modal domestik dalam perjalanan satu tahun terakhir ini menunjukkan resiliensi yang cukup tinggi di tengah tantangan global yang juga dinamis,” katanya.
Sementara itu, Aditya menyampaikan nilai kapitalisasi pasar atau market cap hingga 27 Desember 2024 tercatat sebesar Rp12.264 triliun, atau naik 5,05 persen jika dibandingkan dengan 29 Desember 2023 lalu yang sebesar Rp11.674 triliun.
Sedangkan pada pasar surat utang, Aditya menyampaikan indeks pasar obligasi atau Indonesia Composite Bond Index (ICBI) hingga 27 Desember 2024 berada di level 392,36, atau tumbuh 4,74 persen dibandingkan pada 29 Desember 2023 lalu yang berada di level 374,61.
Selain itu, Aditya menyampaikan, penghimpunan dana di pasar modal hingga 27 Desember tercatat sebesar Rp251,04 triliun dari 187 penawaran umum dengan 35 di antaranya merupakan emiten baru.
Adapun secara rinci, Aditya menjelaskan, terdapat 34 merupakan emiten saham dan 1 lainnya merupakan emiten Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS).
“Itu menjadi bukti nyata kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia terus menguat,” jelasnya.
Di sisi lain, Aditya menyampaikan hingga 24 Desember 204 jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 14.817.376 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 21,77 persen dibandingkan dengan 2023 sebanyak sebanyak 12.168.061 SID pada 2023 lalu.
Aditya bilang, pertumbuhan jumlah investor merupakan hasil dari keberhasilan inklusi keuangan yang dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan.
Sementara itu, Aditya menyampaikan sejak diluncurkan pada 26 September 2023 lalu sampai dengan 27 Desember 2024, tercatat transaksi sebanyak 908.018 ton CO2 ekuivalen pada bursa karbon dengan total nilai transaksi sebesar Rp50,64 miliar.
BACA JUGA:
Masih kata Aditya, hingga saat ini telah terdapat tiga SPE-GRK terdaftar di bursa karbon yaitu dari Proyek Lahendong Unit 5 & Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Pembangunan Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Blok 3 PJB Muara Karang, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro (PLTM) Gunung Wugul.
“Ini menunjukkan bahwa cukup positif respons terhadap inisiatif dan berupaya mendukung transisi menuju rendah karbon,” ujarnya.