JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan telah menggelontorkan setidaknya Rp735,26 miliar untuk menyelamatkan bank bangkrut sepanjang tahun 2024.
Direktur Group Riset LPS, Seto Wardono merinci, selama tahun 2024 sampai dengan 31 Oktober 2024, LPS telah melakukan penanganan simpanan terhadap 15 bank yang dicabut izin usahanya.
"Dengan rincian, total simpanan yang telah dibayarkan oleh LPS sebanyak Rp735,26 miliar dari total rekening sebanyak 108.116 rekening," ujarnya dalam Medi Workshop di Bandung yang dikutip Senin, 2 Desember.
Ia menambahkan, sejak LPS beroperasi Tahun 2005 sampai dengan 31 Oktober 2024, LPS telah melakukan penanganan simpanan terhadap 137 bank yang dicabut izin usahanya.
LPS pun telah membayarkan total simpanan sebanyak Rp2,82 triliun dengan rincian simpanan di bank umum sebesar Rp202 miliar dan BPR/BPRS sebesar Rp2,62 triliun, dari total rekening sebanyak 413.397 rekening.
“Harapannya, dengan pemahaman konsep ekonomi makro ini para praktisi media dapat memberikan informasi dan pencerahan kepada masyarakat tentang kebijakan-kebijakan ekonomi dari pemerintah secara komprehensif dan tepat. Selain itu juga dapat menyampaikan pesan-pesan yang memang menjadi fokus lembaga atau regulator di negara Indoesia, termasuk dari LPS," sambung Seto.
Salah satu hal yang menarik dan menjadi tema sharing session tersebut antara lain mengenai pertumbuhan ekonomi dan juga inflasi, dimana sama seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi juga bersifat seasonal.
BACA JUGA:
Pada bulan tertentu misalnya pada bulan Januari, Desember atau pada saat bulan Ramadhan inflasi biasanya tinggi.
“Kita bisa memahami perilaku siklus ini karena pada bulan lain, misalnya saat terjadi panen raya padi, dapat terjadi deflasi,” jelasnya.
Mengutip rilis data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencatat inflasi sebesar 0,16 persen MoM pada bulan Oktober 2024, setelah sebelumnya lima bulan deflasi.
Namun demikian, inflasi Indonesia tercatat turun menjadi 1,7 persen YoY pada bulan Oktober 2024.