Bagikan:

JAKARTA - Pengamat APBN Awalil Rizky mengaku tidak terlalu kaget dengan pembentukan Kementerian Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja. Hal ini disebut diprediksi lewat jumlah anggaran dari Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) yamg dinaikkan hingga 2,5 kali lipat dalam APBN 2021. 

"Dari sisi anggaran ada agenda untuk menambah itu (Kementerian Investasi). Alokasi BKPM ini naik 2,5 kali lipat. Jadi sudah kelihatan," kata Awalil dalam diskusi virtual, Sabtu, 10 April. 

Menurut Awalil, bila dibandingkan dengan tahun 2019 dan 2020, anggaran BKPM dikisaran Rp400 miliar. Namun, pada tahun ini, alokasi anggaran lembaga yang dipimpin oleh Bahlil Lahadalia meroket hingga di atas Rp 1 triliun. Sebelum tahun 2021, anggaran BKPM belum pernah menjadi prioritas pemerintah. 

Padahal, lanjut Awalil, jika melihat dari rincian matrik program BKPM, tidak banyak perubahan dan cenderung sama dengan tahun-tahun sebelumnya. 

Namun, jika dibandingkan dengan anggaran kementerian dan lembaga lainnya, pagu untuk BKPM pada 2021 naik sampai 147,9 persen. Angka tersebut jauh di atas kenaikan seluruh kementerian dan lembaga yang rata-rata hanya 23 persen. 

"Tahun 2021 ini sudah naik dan ini sepertinya sudah dinaikkan buat jadi kementerian. Tapi dilihat dari matrik capaian BKPM ini tidak banyak berubah," tuturnya. 

Dengan kenaikan anggaran BKPM pada 2021, Awalil mengatakan transformasi BKPM menjadi kementerian tahun ini tidak akan banyak mengubah alokasi APBN. Sebab, anggaran tahun ini sudah disetujui dan dicairkan sejak awal tahun lalu. 

Menurut dia, yang terpenting saat ini adalah BKPM harus mengambil sikap lebih terlebih dahulu, apakah akan memainkan peran sebagai juru bicara pemerintah kepada dunia usaha atau sebaliknya.