Bagikan:

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi masih dilanda tekanan jual pada perdagangan hari ini, Senin 11 November. Phintraco Sekuritas dalam risetnya menyebut, IHSG hari ini akan bergerak pada rentang resistance 7.430, pivot 7.330, dan support 7.200.

Phintraco Sekuritas menjelaskan, DJIA sentuh 44.000 untuk pertama kalinya dan S&P 500 catat level tertinggi baru di Jumat 8 November. Penguatan tersebut lanjutkan rally indeks-indeks Wall Street pasca Pemilu. Wall Street juga didorong oleh pemangkasan suku bunga acuan the Fed sebesar 25 bps dan petunjuk dari Ketua the Fed Jerome Powell mengenai peluang pemangkasan lanjutan, khususnya di 2025.

Phintraco Sekuritas menilai, pelaku pasar di Indonesia masih mencoba mencari bottom level pasca serangkaian even yang menekan confidence level pasar. Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi melambat ke 4.95% yoy di Kuartal III-2024.

"Dari eksternal, kemenangan Donald Trump dalam Pemilu AS memicu kekhawatiran prospek outlook ekonomi global dengan kebijakan inward lookingnya," tulis Phintraco Sekuritas.

Di sisi lain, Phintraco Sekuritas mengatakan, hasil FOMC dan petunjuk Powell di atas meredam tekanan jual, namun tidak ada euphoria berlebihan. Nilai tukar Rupiah masih lanjutkan penguatan ke Rp15.665 per dolar AS sampai dengan Jumat sore.

Secara teknikal, Phintraco Sekuritas menjelaskan, IHSG sempat catat rebound lebih dari 1 persen ke 7.350 di awal perdagangan Jumat. Sayangnya IHSG ditutup dengan membentuk pola inverted hammer pada level 7287,1. Pergerakan tersebut mengindikasikan bahwa IHSG belum mampu keluar dari tekanan jual.

"Nampaknya pasar domestik masih perlu waktu untuk mencerna/merespon sentimen-sentimen di atas," jelas Phintraco Sekuritas.

Phintraco Sekuritas merekomendasikan tujuh saham, yaitu ADMR,INCO,SSIA, ICBP, PNLF, ARTO dan EMTK.