Bagikan:

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia buka suara terkait gelar Doktoralnya yang diragukan sejumlah pihak.

Apalagi beredar berita Dewan Guru Besar Universitas Indonesia akan membentuk tim investigasi atas gelar doktoralnya di Sekolah Kajian Strategic dan Global atau SKSG.

"Waduh saya engga tahu ya. Itu urusan internal kampus," ujar Bahlil kepada awak media, Jumat, 18 Oktober.

Bahlil pun meminta awak media untuk menanyakan secara langsung kepada Universitas Indonesia sebagai pemberi gelar.

Meski demikian Bahlil memastikan dirinya meraih gelar tersebut sesuai dengan prosedur. Ia menjelaskan, aturan yang disyaratkan UI untuk menempuh studi S3 adalah selama 4 semester.

"Tapi saya kuliah aturan itu mengatakan minimal S3 , kan saya by riset, minimal 4 semester dan saya sudah 4 semester," lanjut Bahlil.

Ia juga memastikan dirinya telah mengikuti semua prosedur perkuliahan hingga konsultasi dengan pembimbing.

"Dan saya kuliah, datang konsultasi, seminar ada kok," tandas Bahlil.

Sebelumnya Bahlil meraih gelar doktoral dari Universitas Indonesia dengan disertasi berjudul Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia.

Sebelum sampai pada tahap Sidang Terbuka Promosi Doktor, berdasarkan pernyataan resmi yang disampaikan oleh pihak Universitas Indonesia, Bahlil Lahadalia sebagai mahasiswa riset Program Studi Doktor Kajian Stratejik Global SKSG UI telah menempuh rangkaian tahapan ujian yaitu: Seminar I yang dilakukan pada 15 Juni 2023, Seminar 2 pada 26 Oktober 2023, Seminar 3 pada 22 Desember 2023, dan Ujian Proposal Riset pada 27 Januari 2024.

Selanjutnya Bahlil Lahadalia menempuh Ujian Hasil Riset pada 19 Juni 2024, Ujian Seminar Hasil Riset I pada 10 Juli 2024, dan Ujian Hasil Riset 2 pada 27 September 2024.