Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meresmikan penataan kawasan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Penataan kawasan PSBK yang dilakukan pada Mei-September 2024 dengan biaya Rp14,39 miliar ini bertujuan untuk memperbaiki bangunan-bangunan yang sudah mengalami penurunan kualitas akibat usia. 

Lingkup pekerjaannya meliputi pembangunan Gedung Pendopo Ratu Kidul dan Sanggit di sayap timur, perbaikan gedung Kua Etnika serta Gedung Layang-Layang dan penataan lansekap. 

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, kontribusi dari PUPR ini tidak ada artinya dibandingkan kontribusi Bapak Bagong Kussudiardja terhadap dunia seni Indonesia, yang mana karya-karyanya sudah menjadi warisan budaya tak benda Indonesia. 

"Mudah-mudahan kontribusi kami bisa membuat padepokan ini hidup kembali dan pantas untuk dipakai para seniman manggung di sini," kata Basuki dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin, 14 Oktober.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina PSBK Butet Kartaredjasa mengatakan, kawasan padepokan ini dibangun oleh seniman besar Indonesia Bagong Kussudiardja sejak 1978 dengan konsep sederhana menggunakan bahan bambu. 

Sejak 2009, kompleks bangunan seluas 5.000 meter persegi ini diselaraskan dalam desain pengembangan masterplan kawasan PSBK oleh seniman-arsitek Eko Prawoto yang kemudian didukung Kementerian PUPR dalam realisasinya.

"Pak Bagong tidak pernah memagari tempat ini supaya anak-anak di sini bisa melihat kesenian dan minimal menjadi penonton seni yang bisa menghargai seni, syukur jika mau belajar seni. Tanpa pagar, masyarakat juga ikut merasakan kebermanfaatannya pada akses lingkungan seperti saluran air yang baik dan aspal mulus. Terima kasih kepada PUPR mewujudkan mimpi kami dan Pak Bagong," ujarnya.

Butet menyebut, revitalisasi ini adalah bukti kehadiran negara di tengah masyarakat seni karena selain sebagai perwujudan nilai-nilai seni dari Bagong Kussudiardja, bangunan ini juga merupakan situs penting yang menjadi saksi perkembangan seni budaya Indonesia di era pasca-kemerdekaan. 

"Saya ingin memaknai PSBK warisan almarhum Pak Bagong itu bukan hanya sekedar tempat seni, melainkan aset budaya yang perlu diselamatkan. Saya dan keluarga berkomitmen meneruskan apa yang diwariskan Pak Bagong untuk mengusung mimpi-mimpi besar Pak Bagong di dunia seni dan ranah budaya," tuturnya.