JAKARTA - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) saat ini sedang fokus membangun data center.
Data center ini dibangun baik secara internal maupun bekerja sama atau berkolaborasi dengan perusahaan lain.
Head of Digital Vertical Ecosystem Government & Public Service Telkom Indonesia Gde Ngurah Sandhy Widyasthana mengatakan, data center merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi keberlangsungan bisnis ke depan.
“Karena memang ke depannya data center sangat dibutuhkan. Terutama yang bisa AI (artificial intelligence) terus harus memperhatikan ESG juga, hemat energi, green, dan lain sebagainya. Dan kami punya kapabilitas di sana,” ujarnya dalam acara Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas di Sarinah, Jakarta, Jumat, 4 Oktober.
Sekadar informasi, Telkom melalui anak usahanya PT Telkom Data Ekosistem (Neutra DC) telah membangun data center AI di Batam, Kepulauan Riau. Data center tersebut ditargetkan rampung pada kuartal III pada 2025 mendatang.
Data center yang berlokasi di Kabil Integrated Industrial Estate ini memiliki tiga gedung atau kampus data center, dengan total luas hingga 10 hektare, dan kapasitasnya mencapai sebesar 50MW. Adapun investasi teknologi tersebut mencapai Rp1,5 hingga Rp1,6 triliun.
Data center tier IV ini nantinya dapat menampung data-data kecerdasan buatan atau artificial intelligence hingga 70 persen dari keseluruhan kapasitas. Dengan adanya proyek ini kontribusi Telkom ke negara bisa melebihi Rp50 triliun dalam satu tahun.
Telkom juga menargetkan untuk membangun data center dengan total kapasitas 500 megawatt pada 2030 mendatang. Salah satunya adalah untuk mengakomodir tren adopsi AI.
BACA JUGA:
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan kebutuhan data center di Indonesia sangat besar. Hal ini tercermin dari jumlah pengguna internet yang menyentuh 200 juta orang.
Selain itu, Heru bilang, Indonesia berada di posisi keenam dengan jumlah perusahaan rintisan alias startup terbanyak di dunia.
“Karena jumlah pengguna internet kita 200 juta, aplikasi kita juga banyak gitu ya. Dari yang startup, unicorn gitu kan. Kemudian belum lagi semua layanan pemerintah juga ada 27.000 aplikasi gitu ya,” ujar Heru.