Bagikan:

JAKARTA - PT PLN (Persero) melalui Subholding PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memastikan ketersediaan biomassa sebagai bahan bakar campuran atau co-firing pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) melalui pengembangan ekonomi kerakyatan dengan pemanfaatan lahan kritis.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menjelaskan bahwa pihaknya telah menargetkan pemanfaatan biomassa untuk co-firing sebesar 2,2 juta ton pada 2024. Jumlah ini direncanakan akan meningkat menjadi 10,2 juta ton pada 2025 guna memenuhi kebutuhan biomassa di 52 PLTU yang dimiliki oleh PLN.

"Biomassa yang selama ini digunakan oleh PLN EPI sebagian besar berasal dari limbah pertanian dan perkebunan. Karena kebutuhannya terus meningkat, kami melihat adanya peluang bagi masyarakat untuk memanfaatkan potensi ini guna mendongkrak pendapatan ekonomi lokal," ujar Iwan Agung dilansir ANTARA, Kamis, 3 Oktober.

Upaya tersebut antara lain dilakukan PLN EPI melalui program "Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu" di Desa Bojongkapol, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 26 September 2024.

Iwan Agung menambahkan, pengembangan biomassa tidak hanya penting untuk menyediakan energi bersih, tetapi juga berpotensi menciptakan efek ganda dalam menggerakkan ekonomi masyarakat melalui program pertanian terpadu yang memanfaatkan lahan kritis.

"Kami akan mengembangkan tanaman indigofera atau dikenal juga sebagai tarum, yang dapat dijadikan sebagai sumber pakan ternak dan bahan baku biomassa. Dengan sistem tumpang sari, tanaman ini juga berperan dalam meningkatkan kesuburan tanah," jelas Iwan.

Melalui program ini, kata dia, PLN dapat membangun ekosistem biomassa yang berkelanjutan sekaligus mendukung upaya pengurangan emisi karbon.

Selain itu, program ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.

"Batang dan ranting dari tanaman akan digunakan sebagai bahan baku biomassa, sementara daunnya dapat dimanfaatkan oleh peternakan lokal," sebut Iwan.