JAKARTA - Bank Indonesia (BI) optimis aliran modal asing berpotensi masuk ke Indonesia setelah bank sentral negara-negara maju melonggarkan kebijakan suku bunga acuan masing-masing.
Deputi Gubernur BI Juda Agung menyampaikan, tren suku bunga tinggi telah berakhir setelah berbagai negara maju melonggarkan kebijakan moneternya.
Sebab itu, berpotensi membuat aliran modal asing masuk ke berbagai negara berkembang atau emerging markets, termasuk Indonesia.
"Di China juga sedang melakukan berbagai kebijakan stimulus, sehingga konvergensi kebijakan negara-negara maju dan besar ini yang kemudian menurunkan atau meredakan ketidakpastian di pasar keuangan global dan meningkatkan aliran masuk ke negara-negara emerging market termasuk Indonesia," tuturnya dalam peluncuruan buku kajian stabilitas keuangan no 43 dan kalkulator hijau, Rabu, 2 Oktober.
Juda menjelaskan, berakhirnya ketidakpastian pasar keuangan akan semakin mereda, setelah berbagai indikator tekanan ekonomi, seperti inflasi tinggi di negara-negara maju sudah mulai berakhir.
"Ketidakpastian saat ini makin mereda, sejalan dengan terus melambatnya inflasi di berbagai negara. Di AS inflasi diperkirakan akan mendekati sasaran inflasi sebesar 2 persen di tengah meningkatnya angka pengangguran," ujarnya.
BACA JUGA:
Saat ini, kata Juda, stabilitas sistem keuangan di Indonesia semakin membaik, tercermin dari penguatan nilai tukar rupiah.
"Rupiah mengalami penguatan yang kemudian membuka ruang penurunan suku bunga. Di sektor perbankan juga ketahanan permodalan yang tinggi, likuiditas yang memadai, dan risiko kredit yang terkendali juga terus mendorong pertumbuhan kinerja intermediasi perbankan yang hingga Agustus kemarin pertumbuhannya di 11,4 persen (yoy)," tuturnya.