JAKARTA - Bank Indonesia (BI) ungkapkan telah menyalurkan insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) sebesar Rp256,1 triliun.
Deputi Gubernur BI Juda Agung menyampaikan telah menyalurkan insentif likuiditas melalui KLM kepada bank-bank yang salurkan kredit pada sektor-sektor tertentu.
Juda menyampaikan ke depannya pihaknya akan terus melakukan refocusing atau perubahan kepada sektor-sektor pembiayaan bank yang mendapatkan insentif tambahan likuiditas. Dimana akan difokuskan pada tiga aspek yaitu dapat menciptakan lapangan kerja, sumber pertumbuhan baru, dan meningkatkan inklusivitas.
"Kedepan kami akan terus melakukan refocusing (perubahan), cakupan sektor KLM yang ditujukan pada setidaknya ada tiga aspek, pertama sektor yang dukung penciptaan lapangan kerja, sektor yang menjadi sumber pertumbuhan baru, dan sektor yang meningkatkan inklusivitas," ucapnya dalam peluncuruan buku kajian stabilitas keuangan no 43 dan kalkulator hijau, Rabu, 2 Oktober.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, dari total insentif KLM yang telah disalurkan kepada kelompok bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp118,6 triliun, Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) sebesar Rp110,5 triliun, Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar Rp24,4 triliun, dan Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) sebesar Rp2,6 triliun.
Selain itu, insentif KLM tersebut disalurkan kepada sektor-sektor prioritas, yaitu Hilirisasi Minerba dan Pangan, UMKM, Sektor Otomotif, Perdagangan dan Listrik, Gas dan Air (LGA), serta sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.