Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 1 Oktober 2024 diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Senin, 30 September 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup turun 0,10 persen di level Rp15.140 per dolar AS.

Sementara kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,03 persen ke level harga Rp15.144 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan pasar akan menunggu untuk mendengar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell untuk petunjuk tentang kecepatan pelonggaran moneter bank sentral, dan tujuh pembuat kebijakan Fed lainnya yang akan berbicara minggu ini.

"Juga akan dirilis data tentang lowongan pekerjaan dan perekrutan swasta, bersama dengan survei ISM tentang manufaktur dan jasa. Dengan Fed dan bank sentral utama lainnya yang mulai melonggarkan kebijakan, pemulihan ekonomi mungkin akan segera terjadi," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Selasa, 1 Oktober.

Selain itu, konflik Timur Tengah kembali memanas setelah Israel meningkatkan serangannya terhadap kelompok militan Hizbullah dan Houthi yang didukung Iran.

Israel mengeklaim, telah mengebom target Houthi di Yaman pada hari Minggu, memperluas konfrontasinya dengan sekutu Iran dua hari setelah membunuh pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah dalam konflik yang meningkat di Lebanon.

Dari sisi dalam negeri, pasar mendukung wacana pemerintah melakukan penarikan utang di awal (prefunding) untuk membiayai APBN 2025 atau anggaran tahun pertama pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Sedangkan prefunding tersebut dilakukan melalui surat berharga negara (SBN) valuta asing (valas), bukan SBN rupiah.

Sebelumnya, wacana pemerintah melakukan prefunding APBN 2025 diungkapkan oleh Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Riko Amir.

Likuiditas asing akan sangat membantu menutup gap alias celah kebutuhan investasi jangka panjang.

Apalagi bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed telah menurunkan suku bunganya hingga 50 basis point (bps) pada medio September lalu. Dan kemungkinan The Fed kembali turunkan suku bunganya dua kali lagi dengan penurunan minimal 50 bps.

Dengan penurunan suku bunga, diharapkan dana deposit di AS akan mengalir ke luar dan sangat berpotensi mengalir masuk ke pasar berkembang seperti Indonesia. Meski demikian, agar pemerintah memilih waktu yang pas ketika terbitkan SBN untuk prefunding APBN 2025 tersebut.

Ibrahim memperkirakan, rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Selasa, 1 Oktober 2024 dalam rentang harga Rp15.080-Rp15.160 per dolar AS.