JAKARTA - VP Government Relation PT Freeport Indonesia (PTFI), Harry Pancasakti memproyeksikan Indonesia bisa menghasilkan 1,5 juta ton katoda tembaga pada tahun 2025.
Ia menyebut, pada tahun 2025 dengan beroperasinya PT Smelting Gresik yang 65 persen dimiliki oleh Freeport Indonesia dan ditambah produksi dari Amman Mineral maka RI bisa menghasilkan 1,5 juta ton katoda.
Dia merinci, Freeport dan PT Smelting akan menghasilkan 1 juta ton katoda sementara Amman Mineral akan menghasilkan 500.000 ton.
"Secara dimensi mungkin Indonesia akan menjadi 1,5 juta ton katoda tembaga per tahun yang dapat diproduksi atau dihasilkan di Indonesia," ujarnya dalam Detik Leaders Forum, Selasa, 17 September.
Dengan 1,5 juta ton katoda yang dihasilkan, dirinya optimistis Indonesia akan menjadi produsen katoda tembaga sekitar 1,5 juta ton pada tahun 2025 dari konsentrat.
Indonesia juga diproyeksikan menjadi produsen katoda tembaga terbesar nomor 4 di dunia.
Untuk informasi, saat ini posisi produsen tembaga terbesar ditempati oleh China dengan produksi sebesar 12 juta ton, disusul Chile dengan 2 juta ton, kemudian Congo 1,9 juta ton dan posisi keempat dan kelima diduki olegh Jepang dan Rusia dengan produksi masing-masing sebesar 1,5 juta dan 1 juta ton.
"Nah tinggal tantangan lagi, hilirisasi selanjutnya seperti apa? Karena nilai tambah dari konsentrat menjadi katoda tembaga yang tadi hanya 3,5-5 persen sementara nilai tambah sesungguhnya adalah apa yang akan kita buat atau kita hasilkan dari produk kator data tembaga ini menjadi suatu produk yang nilai tambahnya jauh lebih besar," beber dia.
BACA JUGA:
Apalagi, kata dia, PT Smelting yang sudah berproduksi dari tahun 1998, 50 persen produk katodanya hanya dapat di ekspor.
Sementara itu, ia menyebutkan, baru ada satu komitmen dari salah satu industri di kawasan ekonomi khusus Gresik yang akan menyerap 100.000 ton per tahun.
"Sisa 500.000 ton. Kalau memang tidak ada konsumen dalam negeri, otomatis terpaksa harus kita ekspor dan ekspornya tidak jauh-jauh. Asia Tenggara tembaga dari Vietnam, Thailand dan juga Malaysia," pungkas dia.