Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan pertumbuhan kredit pada Juli 2024 mencapai 12,40 persen (yoy).

"Pertumbuhan kredit pada Juli 2024 tetap kuat mencapai 12,40 persen (yoy). Perkembangan ini ditopang sisi penawaran, dimana minat penyaluran kredit tetap terjaga," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu, 21 Agustus.

Perry menyampaikan berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi, yang masing-masing tumbuh sebesar 15,20 persen (yoy), 11,60 persen (yoy), dan 10,98 persen (yoy) pada Juli 2024.

"Pembiayaan syariah dan kredit UMKM tumbuh masing-masing sebesar 11,75 persen (yoy) dan 5,16 persen (yoy). Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit 2024 diprakirakan berada pada batas atas kisaran 10 persen hingga 12 persen," tuturnya.

Perkembangan kredit juga ditopang dari sisi penawaran, menurut Perry dimana minat penyaluran kredit tetap terjaga tercermin dari pertumbuhan DPK pada Juli 2024 sebesar 7,72 persen (yoy), strategi realokasi alat likuid kepekredit oleh perbankan, serta dukungan ​Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia.

"Untuk memperkuat pendanaan, per​bankan juga mengoptimalkan sumber pendanaan selain dari DPK, antara lain melalui penerbitan surat-surat berharga dan pinjaman," jelasnya.

Perry menjelaskan dari sisi permintaan juga mendukung pertumbuhan kredit bersumber dari permintaan korporasi sejalan dengan kinerja penjualan yang masih kuat. Sementara itu, permintaan kredit rumah tangga masih tinggi terutama pada KPR.

"Secara sektoral, pertumbuhan kredit yang tinggi terjadi pada mayoritas sektor ekonomi, terutama pada sektor Industri, Listrik, Gas, dan Air (LGA), dan Pengangkutan," ucapnya.