Bagikan:

JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, masalah klasik di Indonesia adalah ketimpangan ekonomi antara wilayah Indonesia Barat dan Timur.

Berdasarkan catatannya, perbandingan ketimpangan ekonomi yang terjadi antara Indonesia bagian Barat dan Timur sangat signifikan, yakni 80 persen dan 20 persen.

Bambang menilai, ketimpangan ekonomi juga menggambarkan pembangunan hanya terpusat di Pulau Jawa yang berisi 145 juta penduduk ini.

"Ketimpangan itu tidak bisa hanya Barat dengan Timur, tapi antara Jawa dengan luar Jawa," ujar Bambang dalam diskusi peluncuran buku 9 Alasan dan 8 Harapan Memindahkan Ibu Kota di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu, 14 Agustus.

Dia turut memberikan catatan lebih terperinci bahwa ketimpangan yang terjadi antar provinsi di Pulau Jawa, seperti antara wilayah Jabodetabek dengan wilayah lain. Menurut Bambang, seperempat Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berasal dari wilayah Jabodetabek.

"Kalau diakumulasi, seperempat ekonomi Indonesia itu ada di Jabodetabek," katanya.

Oleh karena itu, Bambang menilai, pemindahan ibu kota ke IKN Nusantara menjadi satu langkah yang tepat untuk mengatasi persoalan ketimpangan tersebut.

"Cara berpikir saya adalah, ya, memang sudah saatnya kami harus berpikir yang agak sedikit radikal ketika ingin mengurangi ketimpangan. Kelanjutannya adalah kalau ingin mencoba mengurangi ketimpangan di luar Jawa, luar Jawanya itu harus diberi lebih dari sisi ekonomi," imbuhnya.