Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi belanja negara hingga Juli 2024 mencapai Rp1.638,8 triliun atau meningkat 12,2 persen secara year on year (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, realisasi ini setara 49,3 persen dari target APBN 2024 sebesar Rp3.325,1 triliun, dan tumbuh 12,2 persen (yoy). Namun, pertumbuhan realisasi belanja ini turun jika dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 14 persen (yoy).

“Ini artinya kita sudah membelanjakan 49,3 persen dari pagu, kalau kita lihat pertumbuhan dari belanja kita cukup tinggi, dan ini cukup konsisten. Meskipun kalau kita lihat dari bulan lalu yang sekitar 14 persen ini agak menurun pertumbuhannya. Tapi ini pertumbuhannya tetap tinggi,” ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTa, pada Selasa, 13 Agustus.

Sri Mulyani menjelaskan realisasi belanja negara ini terdiri dari belanja pemerintah pusat (BPP) sudah mencapai Rp1.170,8 triliun atau mencapai 47,5 persen dari pagu. Dan belanja BPP ini juga tumbuh sebesar 14,7 persen (yoy).

Adapun realisasi BPP ini terdiri atas belanja Kementerian/Lembaga (K/L) yang sudah mencapai Rp588,7 triliun atau 54,8 persen dari pagu disalurkan untuk dukungan pelaksanaan pemilihan umum (pemilu), penyaluran berbagai program bantuan sosial, sarana dan prasarana pertahanan keamanan, dan pembangunan infrastruktur.

Selanjutnya, realisasi BPP juga disalurkan untuk belanja non K/L yang sebesar Rp582,1 triliun atau mencapai 42,3 persen dari pagu.

Belanja non K/L ini disalurkan untuk subsidi dan kompensasi energi, serta pembayaran manfaat pensiunan.

Kemudian, belanja negara disalurkan melalui transfer ke daerah (TKD) mencapai Rp468 triliun, atau sebesar 54,45 persen dari pagu Rp857,6 triliun.