JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angkatan kerja di Provinsi Aceh mencapai 2,6 juta jiwa hingga Februari 2024, dan 2,4 juta jiwa atau 94,4 persen di antaranya mereka dengan status bekerja, sementara selebihnya pengangguran.
“Pada Februari 2024 jumlah angkatan kerja di Aceh naik 667 jiwa dibandingkan dengan Februari 2023,” kata Kepala BPS Aceh Ahmadriswan Nasution dilansir ANTARA, Jumat, 9 Agustus.
Riswan mengatakan, berdasarkan diagram ketenagakerjaan Aceh Februari 2024, terdapat sebanyak 4 juta jiwa penduduk Aceh yang berusia kerja, yaitu penduduk dengan usia 15 tahun ke atas.
Dari jumlah tersebut terdapat 64,15 persen penduduk Aceh itu termasuk dalam angkatan kerja yaitu 2,6 juta jiwa, sedangkan 35,85 persen lainnya merupakan penduduk bukan angkatan kerja yaitu sebanyak 1,4 juta jiwa.
Menurutnya, komposisi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk usia kerja di provinsi berjulukan Tanah Rencong itu siap untuk memasuki pasar tenaga kerja.
“Terlihat dengan tingginya angkatan kerja yang mencapai 64,15 persen dari total penduduk usia kerja,” ujarnya.
Ia menjelaskan, angkatan kerja terdiri atas penduduk yang bekerja dan pengangguran. Sedangkan bukan angkatan kerja yaitu penduduk yang tidak melakukan aktivitas ekonomi seperti bersekolah, mengurus rumah-tangga, atau lainnya.
Dia menyebutkan, untuk penduduk yang bekerja yakni penduduk yang sedang bekerja, dan penduduk yang sementara tidak bekerja.
“Sedangkan pengangguran mencakup penduduk yang mencari pekerjaan, penduduk yang mempersiapkan usaha, penduduk yang merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan atau putus asa serta penduduk yang sudah mempunyai pekerjaan tapi belum mulai bekerja,” ujarnya.
BACA JUGA:
Riswan menambahkan, bekerja merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pendapatan, paling sedikit satu jam berturut-turut dan akumulatif selama seminggu yang lalu.
“Adapun jumlah penduduk yang bekerja di Aceh pada Februari 2024 sebesar 2,4 juta jiwa naik sebanyak 5.000 jiwa dibandingkan dengan Februari 2024,” ujarnya pula.
Saat ini, kata dia lagi, jumlah pekerja laki-laki di provinsi paling barat Indonesia itu lebih banyak dibanding dengan perempuan, yaitu sebanyak 1,5 juta jiwa pekerja laki-laki atau sekitar 63,36 persen dari total penduduk usia kerja.
“Sedangkan pekerja perempuan sebanyak 899.624 jiwa atau sekitar 36,64 persen,” pungkas Riswan.