JAKARTA - Perusahaan Umum (Perum) Bulog ungkap tahapan rencana untuk melakukan akuisisi perusahaan beras di Kamboja dalam menjaga pasokan beras dalam negeri masih dalam tahap kajian dan perbaikan infrastruktur.
Direktur Bisnis Perusahaan Umum (Perum) Bulog Febby Novita menjelaskan rencana untuk melakukan akuisisi perusahaan beras asal Kamboja masih dalam tahap kajian oleh pihaknya dan masih menyiapkan perbaikan infrastruktur dalam negeri.
"Kita baru meriset dulu. Bagaimana kita maksimalkan pemenuhan infrastrukturnya. Belum ada kelanjutannya," ungkapnya usai acara Fun Morning Bulog, Minggu, 4 Agustus.
Sebelumnya diberitakan, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi memastikan rencana akuisisi perusahaan beras asal Kamboja tidak akan mengganggu produksi beras di dalam negeri. Khususnya, industri penggilingan kecil.
Bayu menjelaskan akusisi tersebut merupakan langkah pemerintah untuk mengamankan stok beras jika Indonesia membutuhkan impor.
Namun, sambung Bayu, jika Indonesia tidak membutuhkan beras tambahan, maka akan dijual ke pasar lelang internasional.
BACA JUGA:
“Kenapa harus khawatir? Berarti kalau saya punya beras atau Bulog punya beras di Kamboja, kalau kita butuh, kita ambil. Kalau kita enggak butuh, ya trading di trading aja di internasional,” tuturnya di Jakarta, ditulis Jumat, 21 Juni.
Selain itu, Bayu mengatakan alasan rencana akuisisi ini bertujuan agar Indonesia tidak perlu lagi mencari negara produsen beras. Mengingat banyak negera kira menutup ekspor beras.
“Kita bikin bisa punya buka agen di sana gitu. Terus nanti kalau udah bisa jalan dengan bagus, saling lihat situasi, gimana kalau kita misalnya belinya di penggilingan, penggilingan mereka gitu dan seterusnya. Jadi ini adalah sebuah langkah untuk memastikan lebih bisa menjamin pasokan kalau kita perlu,” tuturnya.