Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah membutuhkan pusat pendidikan yang berkualitas terutama di bidang inovasi dan teknologi untuk mendukung rencana Indonesia menjadi negara maju pada 2045 mendatang.

“Jadi kalau kita bicara ekonomi digital, kita perlu punya SDM [Sumber Daya Manusia]," kata Airlangga dalam keterangannya, Minggu, 4 Agustus.

Airlangga menjelaskan, pemerintah terus berupaya menjaga konsistensi perekonomian nasional dengan mengoptimalkan berbagai mesin pertumbuhan, salah satunya hilirisasi.

Namun, hal itu harus ditunjang dengan penciptaan SDM yang melek akan digitalisasi selaras dengan cepatnya perkembangan teknologi.

Maka dari itu, Airlangga memandang dibutuhkannya pusat pendidikan yang berkualitas terutama di bidang inovasi dan teknologi, salah satunya lewat Tsinghua University.

Dengan memperhatikan urgensi tersebut, Airlangga menyampaikan perlu adanya penambahan kuota kesempatan belajar di Tsinghua University bagi mahasiswa Indonesia yang saat ini hanya sebanyak 50 mahasiswa.

Menurut Airlangga, hal itu mengigat agar program tersebut berjalan lebih inklusif, terlebih mempertimbangkan jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar dan terdapat proyeksi terjadinya bonus demografi pada beberapa tahun mendatang yang perlu untuk dioptimalisasi.

"Karenanya kita perlu lebih banyak mahasiswa untuk diberi kesempatan belajar di Tsinghua, terutama dalam kondisi geopolitik dan tantangan Artificial Intelligence (AI) dan AI generatif saat ini,” ujar Airlangga.

Lebih lanjut, terkait dengan digitalisasi tersebut, Airlangga juga menuturkan saat ini terdapat kebutuhan komoditas digital seperti semikonduktor. Dalam rangka mencukupi kebutuhan tersebut, perlu adanya SDM yang kompeten untuk melakukan desain microchip sehingga dapat mendorong kemampuan SDM semikonduktor.

Adapun Indonesia sendiri menjadi basis untuk kendaraan listrik, sel bahan bakar, baterai, dan ke depan akan didorong untuk optimalisasi potensi semikonduktor. Untuk itu, ketersediaan SDM dan pusat pertukaran untuk pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pada bidang tersebut.

“Kita memerlukan sumber daya manusia. Maka dari itu, kami harap dukungan Tsinghua untuk mengembangkannya dan memperbolehkan pelajar dari Indonesia belajar di Tsinghua, atau sebaliknya pelatihan untuk para pelatih. Bukan untuk kursus singkat, tetapi untuk waktu-waktu tertentu di universitas. Jadi saya pikir itulah hal berikutnya yang ingin saya kerjakan,” ujar Airlangga.

Airlangga juga menyampaikan harapan untuk dapat mengupayakan Tiongkok sebagai mitra Indonesia untuk komoditas dan sektor strategis lainnya seperti minyak, juga dukungan teknologi, AI, perubahan iklim, carbon capture and storage, hingga memitigasi ketergantungan pada impor energi dan bahan bakar fosil.