JAKARTA - Di tengah globalisasi dengan perubahan yang sangat cepat, perbankan dihadapkan pada berbagai tantangan dan peluang yang memerlukan kepemimpinan keuangan yang visioner, tangguh, dan lincah (agile). Para pemimpin keuangan, khususnya Chief Financial Officer (CFO), memegang peran sangat penting dalam memastikan keberlanjutan jangka panjang dan pertumbuhan organisasi.
Kepemimpinan keuangan yang efektif tidak hanya terbatas pada pengelolaan aset dan liabilitas, tetapi juga mencakup tanggung jawab untuk mendukung inisiatif berkelanjutan, mengadopsi teknologi baru, mengelola risiko dengan cermat, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang terus berkembang.
CFO modern harus mampu melampaui angka dan laporan keuangan serta menjadi penggerak utama dalam membangun strategi yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan sosial.
PERBANAS sebagai Perhimpunan Bank Nasional telah menyelenggarakan PERBANAS CFO FORUM II 2024 pada 1 - 3 Agustus 2024 di Sanur, Bali, dengan tema “Navigating for Sustainability: Financial Leadership in a Changing World”. Acara PERBANAS ini dihadiri oleh CFO perbankan nasional, perwakilan regulator/OJK, dan beberapa asosiasi.
Menurut Ketua Umum PERBANAS Kartika Wirjoatmodjo, forum ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana CFO dan pemimpin keuangan lainnya dapat mengantisipasi dunia yang terus berubah dengan mengadopsi praktik-praktik keuangan yang baik, memanfaatkan kemajuan teknologi, dan membangun ketahanan terhadap ketidakpastian ekonomi global maupun nasional.
Dalam CFO Forum ini, beberapa tema yang jadi pembahasan utama antara lain, CFO dynamic balancing short-term and long term business goals, transformation and organizational change, effective digital leadership, dan data/cyber security strategy for banking institution. Melalui diskusi tersebut, didapatkan berbagi pengetahuan, wawasan, dan pendekatan praktis untuk mengelola perbankan menjadi industri yang siap menuju masa depan, yang lebih berkelanjutan, dan sejahtera.
Dengan turut hadirnya para ahli industri, pemimpin bisnis, dan praktisi keuangan perbankan, forum ini berhasil menjadi platform yang ideal untuk berbagi wawasan, memperluas jaringan profesional, dan menemukan solusi inovatif untuk tantangan keuangan masa depan.
Sehubungan dengan tantangan sosial dan hubungan dengan cyber security, yaitu di tengah maraknya perjudian online, industri perbankan Indonesia berkomitmen penuh untuk memerangi segala bentuk praktik perjudian online yang merugikan masyarakat dan perekonomian.
Bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PERBANAS menegaskan bahwa tidak ada satu pun bank yang mendukung aktivitas perjudian online. Industri perbankan bertekad untuk melawan praktik ilegal ini dan mengambil langkah tegas dalam upaya pemberantasan tersebut. Bersama regulator dan lembaga jasa keuangan lainnya, perbankan akan terus melakukan gerakan bersama edukasi dan sosialisasi mengenai literasi keuangan dan pemberantasan judi online.
Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae saat memberikan kata sambutan di CFO Forum, regulator dan PERBANAS selama ini konsisten melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan upaya pemberantasan sesuai dengan kewenangan masing-masing.
BACA JUGA:
OJK sebagai regulator, misalnya, sejauh ini telah memerintahkan bank untuk memblokir lebih dari 6.000 rekening yang diindikasikan terkait dengan transaksi judi online.
"Regulator juga meminta bank melakukan Enhance Due Diligence (EDD) atas nasabah yang terindikasi terkait transaksi judi online dan melaporkan transaksi tersebut sebagai Transaksi Keuangan Mencurigakan kepada PPATK," ujar Dian Ediana Rae.
OJK bersama perbankan juga terus berupaya untuk meningkatkan efektivitas penerapan program Anti Pencucian Uang, Pencegahan plPendanaan Terorisme, dan Pencegahan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal (APU, PPT dan PPPSPM).