Bagikan:

JAKARTA - Salah satu Kepala Departemen di perusahaan smelter nikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), menghadiri dan menjadi narasumber dalam acara Masa Pengenalan Lingkungan Kampus (MPLK) Politeknik Tridaya Virtu Morosi (PTVM). Acara yang berlangsung pada hari Senin, 29 Juli, dihadiri oleh ratusan mahasiswa baru, para dosen, dan staf akademik, serta menjadi momen berharga untuk mendapatkan wawasan langsung dari dunia industri.

Head of Corporate Communication PT GNI Mellysa Tanoyo, yang akrab disapa Mellysa, memiliki pengalaman panjang di industri smelter nikel, berbagi pengalamannya dalam paparan bertema "Komunikasi Antar Budaya dalam Industri Smelter". Beliau juga menceritakan perjalanannya dari awal karier hingga mencapai posisi saat ini di PT GNI, salah satu perusahaan pengolahan (smelter) nikel terbesar di Indonesia. Pengalamannya tersebut memberikan inspirasi tersendiri bagi para mahasiswa baru.

Direktur PTVM, Dr Ing Yuliadi Erdani MSc IPU, dalam sambutannya menyampaikan bahwa PTVM selalu mengupayakan yang terbaik untuk selalu menjadi tempat para mahasiswa dan mahasiswi berkembang dan bertransformasi.

"Transformasi tersebut merupakan proses perubahan pola pikir, sikap, disiplin diri, komunikasi, dan sebagainya," ungkapnya.

Dr Ing Yuliadi juga menegaskan bahwa pendidikan vokasi berorientasi pada keahlian, sehingga diharapkan mampu bersaing secara global.

"Politeknik ini berada di wilayah Sulawesi Tenggara, dimana perkembangan industri smelter berkembang pesat ataupun industri hilir dan turunannya. Sehingga mahasiswa diharapkan memiliki sikap dan sosial yang baik serta siap dengan perubahan," tegasnya.

Dalam paparannya, Mellysa menekankan pentingnya untuk memahami komunikasi antar budaya, karena Indonesia terdiri dari banyak suku bahasa, agama, dan tradisi yang beragam, sehingga komunikasi tersebut membantu menjaga harmoni di tengah keberagaman. Dalam lingkup yang lebih luas, komunikasi antar budaya dapat membangkitkan inovasi dan kreativitas, serta menciptakan kerja individu dan tim yang lebih baik.

"Komunikasi antar budaya dapat memperkenalkan perspektif baru sehingga tim mampu mengatasi perbedaan dan memanfaatkannya sebagai kekuatan. Keterampilan komunikasi tersebut menciptakan individu yang unggul dan kompeten," kata Mellysa.

Selanjutnya, beliau juga membahas berbagai topik terkait komunikasi antar budaya dalam industri smelter nikel. Menurutnya, mahasiswa memiliki peran penting untuk memahami komunikasi antar budaya, karena komunikasi antar budaya dapat memiliki manfaat untuk individu itu sendiri dan untuk perkembangan karier.

"Dunia industri yang kompleks dari segi teknologi dan jumlah pekerjanya, memerlukan komunikasi antar budaya yang baik untuk menciptakan pemahaman, professional awareness, dan peningkatan karier," imbuhnya.

Selama sesi tanya jawab, banyak mahasiswa yang antusias bertanya mengenai tantangan dan peluang di sektor pengolahan (smelter) nikel serta bagaimana cara mempersiapkan diri untuk menghadapi persaingan di dunia kerja. Mellysa menjawab setiap pertanyaan dan memberikan tips praktis berdasarkan pengalamannya.

MPLK Politeknik Tridaya Virtu Morosi tahun ini berhasil memberikan warna baru dan semangat bagi para mahasiswa baru. Dengan hadirnya narasumber dari ahli tersebut, mahasiswa mendapatkan motivasi dan gambaran nyata tentang dunia kerja yang akan mereka hadapi. Diharapkan, pengalaman ini menjadi bekal berharga dalam perjalanan akademis dan karier mereka di masa depan.