Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Indonesia terus mendorong industri semikonduktor. Oleh sebab itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan telah menjalin kerja sama dengan lembaga riset Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA).

Airlangga menjelaskan penandatanganan kerja sama tersebut mencakup yaitu pertama, studi kajian bersama aksesi Indonesia untuk menjadi anggota OECD dan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik atau Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).

"Di sini lingkup kerja sama adalah kajian aksesi Indonesia terkait dengan OECD dan CPTPP, ERIA akan melakukan kajian manfaat, simulasi skenario dan pembentukan PMO (Project Mangement Office) daripada OECD," katanya seusai acara penandatangan nota kesepahaman di kantornya, Jakarta, Selasa, 30 Juli.

Selanjutnya kedua yaitu kerja sama pembentukan ASEAN Zero Emission Center yang akan diresmikan akhir Agustus 2024.

Airlangga menyampaikan yang ketiga, yaitu kerja sama dalam Feature Ready ASEAN guna mengembangkan rantai pasok semikonduktor hingga memperluas pasar industri otomotif dan batre.

"Untuk kajian rantai pasok itu baik itu semikonduktor, pengembangan ekonomi digital, dan juga studi mengenai industri otomotif next generation di ASEAN untuk menyuplai global, termasuk pengembangan industri berbasis baterai," tegasnya.

Airlangga menyampaikan khusus untuk kerja sama pengembangan industri semikonduktor di dasari pada potensi pangsa pasar di ASEAN pada 2029 yang mencapai 3 miliar dolar AS. Sementara itu, pangsa pasar India sebagai pesaing industri itu sebesar 15 miliar dolar AS.

"Dukungan ERIA untuk future ready daripada ASEAN pertama, rantai pasok semikonduktor di ASEAN dan India, pangsa ASEAN diperkirakan semikonduktornya di tahun 2029 akan sebesar 3 miliar dolar AS dan India mempersiapkan untuk sebesar 15 miliar dolar AS, jadi kita bersaing dengan India," ucap Airlangga.

Menurut Airlangga bentuk kerja sama dengan ERIA dalam bentuk in-depth study dan publikasi serta peningkatan kapasitas SDM, dan rencana kerja sama dalam 2 tahun dan dapat diperpanjang.

"Kemudian ERIA akan mempersiapkan digital innovation dan sustainable economy center dan ini dalam bentu riset tranformasi digital dan ekosistem startup di kawasan ASEAN," jelasnya.