JAKARTA - Saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dinilai masih menarik, terlebih dengan pencapaian laba bersih selama semester I 2024 senilai Rp608 miliar.
Stockbit Sekuritas dalam risetnya menyebut, raihan itu relatif sejalan dengan ekspektasi karena setara 55/53 persen estimasi FY24F dari Stockbit/konsensus.
"Kinerja SIDO secara kuartalan pada 2Q24 merupakan normalisasi dari kinerja yang sangat tinggi pada 1Q24, kendati tetap tumbuh signifikan secara tahunan berkat efek low–base pada tahun lalu," sebut ulasan Stockbit dikutip Kamis, 25 Juli.
Stockbit memperkirakan kinerja SIDO pada 2H24 tidak akan setinggi 1H24, sehingga mereka mempertahankan estimasi laba bersih FY24 mereka di level Rp 1,1 triliun.
"Meski demikian, realisasi kinerja SIDO selama FY24 berpeluang melebihi estimasi kami jika permintaan produk perseroan pada 2H24 melonjak seiring potensi curah hujan tinggi akibat La Nina. Manajemen sendiri mempertahankan guidance pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebesar mininum 10% untuk tahun ini," ungkap Stockbit.
Menurut Stockbit, kinerja SIDO pada 2Q24 tergolong masih solid dengan pertumbuhan penjualan +13 persen yoy dan margin laba kotor yang lebih tinggi di level 56,8 persen (vs. 2Q23: 52,8 persen) berkat penurunan harga bahan baku.
Segmen F&B melanjutkan tren pertumbuhan kencang dengan penjualan tumbuh +21 persen yoy, sehingga kontribusinya kini mencapai 38 persen dari total pendapatan perseroan pada 2Q24 (vs. 2Q23: 35,4 persen).
Menurut manajemen SIDO, cuaca panas ekstrem yang terjadi di kawasan Asia Tenggara menjadi salah satu faktor yang mendorong permintaan energy drink --terutama di Malaysia-- selain semakin bertambahnya pekerja pada sektor konstruksi di negara tersebut.
Stockbit menyebut, manajemen SIDO cukup percaya diri bahwa margin laba kotor dapat bertahan di level yang tinggi pada 2H24 (vs. 1H24: 58,2 persen; 1H23: 53,1 persen), ditopang oleh peningkatan stok bahan baku ketika harga sedang rendah pada 2Q24.
Selain itu, inisiatif distribusi langsung (direct distribution) kepada Alfamart dan Indomaret yang dimulai pada 2H24 juga akan berdampak positif bagi margin. Dari sisi beban operasional (opex), biaya iklan dan promosi --yang setara 9,5 persen dari total pendapatan pada 1H24-- berpotensi dipertahankan atau bahkan ditingkatkan, mengingat kebutuhan perseroan untuk terus memperdalam penetrasi pada pasar ekspor.
BACA JUGA:
Dengan kenaikan harga saham signifikan sebesar +41 persen ytd --dan bahkan hampir menyentuh Rp800 per lembar belakangan ini-- Stockbit menilai upside yang ditawarkan SIDO relatif terbatas (limited upside) dalam waktu dekat. Sebab, faktor-faktor positif telah terefleksi pada harga saham, salah satunya yakni kenaikan +11 persen pada estimasi laba bersih FY24F dari konsensus dalam 3 bulan terakhir.
Stockbit pun menilai valuasi saham SIDO kini berada di level yang tak lagi murah (P/E 2024F: 19x). Namun, bagi investor jangka panjang, Stockbit tetap menyukai prospek pertumbuhan SIDO ke depan, terutama pada pasar ekspor (penjualan tumbuh +73 persen yoy dengan kontribusi 8 persen pada 1H24).
"Dividen yang ditawarkan juga cukup menarik. Dengan asumsi dividend payout ratio sebesar 95 persen, kami mengestimasikan dividend yield SIDO dari tahun buku 2024 dapat mencapai 4,8 persen," jelas Stockbit Sekuritas.