Bagikan:

JAKARTA - Sektor manufaktur masih menjadi penopang utama perekonomian nasional.

Hal tersebut tercermin dari nilai ekspor industri pengolahan nonmigas pada Januari-Juni 2024 yang mencapai 91,65 miliar dolar AS.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, dari berbagai macam data yang dimiliki, menunjukkan sektor manufaktur di Indonesia berhasil tumbuh dengan rate yang cukup menggembirakan.

"Ekspor produk-produk manufaktur yang pada dasarnya hampir 74 persen dari ekspor nasional, itu berasal dari barang-barang yang diproduksi di sektor manufaktur," ujar Menperin Agus dalam sambutannya pada acara Pembukaan Pameran dan Seminar Jasa Industri 2024 di Gedung Kemenperin, Jakarta, Selasa, 23 Juli.

Tak hanya dari sisi ekspor, kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB Nasional pada triwulan I-2024 pun mencapai 17,47 persen.

Lalu, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas mencapai 4,64 persen pada triwulan pertama 2024.

Kemudian, sektor manufaktur cukup memberikan kontribusi yang besar untuk penerimaan negara pada 2023 lalu.

Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 26,90 persen.

Berikutnya, kontribusi investasi sektor manufaktur pada triwulan I-2024 mencapai 38,73 persen atau mencapai Rp155,5 triliun.

Selain itu, kontribusi tenaga kerja industri hingga Februari 2024 ini telah mencapai 13,23 persen.

Artinya, industri pengolahan nonmigas sudah menyerap 18,82 juta orang pada waktu tersebut.

"Selain itu juga ada data cukup menggembirakan, yang mana pada 2023 lalu berdasarkan data World Bank, Indonesia berada di posisi ke-12 top manufacturing countries by value added, dengan nilai manufacturing value added sebesar 255 miliar dolar AS," katanya.