JAKARTA - Ketua Komite Tetap Minerba Kadin Indonesia Arya Rizqi Darsono menyetujui usulan Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I) untuk membentuk konsorsium smelter bauksit.
Arya juga mengusulkan selain membentuk konsorsium, nantinya juga harus dibentuk klaster daerah seperti Klaster Kalimantan Tengah dan Klaster Kepulauan Riau.
"Semua berkumpul sehingga terbentuk konsorsium, sehingga sama-sama berpikir bisa kurangi beban yang ada. Kepentingan kami adalah bagaimana anggota Kadin Kalimantan Barat ini bisa keluar dari struggling mereka dengan ada pembatasan ekspor ini sangat berdampak," ujarnya dalam Mining Zone yang dikutip Senin 15 Juli.
Menurut Arya, konsep ini perlu dimatangkan kembali karena bismengatasi permasalahan anggaran yang saat ini sering dihadapi oleh pengusaha bauksit yang kesulitan membangun smelter.
Dikatakan Arya, selain dukungan pemerintah, pengusaha bauksit juga memerlukan kehadiran bank nasional untuk mendanai pembangunan smelter.
"Kalau bicara modal 1,2 miliar dolar aja kan, equity 20-30 persen sekitar 300 juta dolar . Sisanya bisa ngga ditanggung perbankan nasional dengan bunga yang lebih murah? Karena kalau kita mau ambil utang luar negeri akan ada selisih kurs lagi sehingga memberatkan pelaku usaha," beber Arya.
BACA JUGA:
Untuk itu ia mengusulkan pembentukan konsorsium smelter dengan klaster-klaster daerah
Kemudian faktor lain yang perlu diperhatikan pemerintah adalah produk akhir smelter berupa alumina yang penyerapannya masih sangat rendah.
Apalagi, kata dia, serapanalumina oleh Inalum masih terbatas sebesar 7500000 hingga 1 juta ton.
"Sisanya apakah kita ekspor? Kalau sekarang melihat ekspor kita ke China, kalau china mengalami perlambatan ekonomi seperti saat ini kita akan timbul masalah baru. Jadi menurut saya perlu timbulkan lagi industri tambahannya seperti Inalum-Inalum yang lain sehingga bisa menyerap bahan produksi yang kita produksikan," pungkas dia.