JAKARTA - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat potensi layangan tersangkut di jalur Whoosh sudah menurun.
Hal ini sejalan dengan sosialisasi yang dilakukan KCIC ke berbagai sekolah dan masyarakat.
GM Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan sebelum dilakukan sosialisasi, terdapat 14 titik lokasi yang dipantau karena tingginya aktivitas permainan layang-layang.
“Pada akhir Juni ini, jumlah lokasi yang dipantau menurun hingga 78 persen hanya menjadi 3 titik saja,” tuturnya dalam keterangan resmi, Selasa, 25 Juni.
Berdasarkan pantauan KCIC, sambung Eva, jumlah layang-layang yang berada di radius 500 meter dari kiri dan kanan jalur Whoosh juga sudah berkurang.
“Dari sebelumnya terdapat rata-rata hingga 15 layang-layang di setiap titik per harinya, jumlahnya berkurang menjadi satu sampai dua layangan saja di 3 titik tersebut dan hanya terjadi di akhir pekan,” jelasnya.
Eva bilang meski sudah terjadi penurunan risiko gangguan layang-layang, tetapi KCIC akan terus melakukan pengawasan secara komprehensif. Sebanyak 550 petugas keamanan rutin melakukan patroli di sepanjang jalur dan stasiun Whoosh untuk mengamankan perjalanan Whoosh.
"Kami berterima kasih kepada masyarakat yang telah mendukung Whoosh dengan tidak bermain layang-layang di sekitar jalur,” tutur Eva.
Lebih lanjut, Eva mengatakan pihaknya secara konsisten akan terus memastikan perjalanan Whoosh selalu aman dan nyaman bagi penumpang.
“Alhamdulillah kegiatan sosialisasi yang kami lakukan mendapat respons baik dan juga berdampak pada kelancaran operasional Whoosh. Semoga dukungan masyarakat ini bisa terus mengalir dan terjaga sehingga Whoosh bisa beroperasi tanpa adanya kendala di lapangan,” katanya.
Sekadar informasi, KCIC secara rutin mengadakan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terkait bahaya bermain layangan di sekitar trase Kereta Cepat Whoosh sejak awal bulan Juni ini.
BACA JUGA:
Sepanjang periode Juni 2024, sosialisasi dilakukan sebanyak 12 kali di sekolah yang berlokasi di daerah Bandung hingga Cimahi dengan target sasaran sekolah-sekolah dasar.
Selain itu, patrol rutin ke perumahan warga dan titik-titik berpotensi gangguan layang-layang juga terus dilakukan oleh petugas keamanan bekerjasama dengan kewilayahan setempat.
Berbagai materi sosialisasi juga diedarkan baik melalui pemasangan spanduk, penyebaran pamphlet, hingga konten komunikasi di media massa dan media sosial.