JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana untuk menaikkan harga eceran tertinggi (HET) Minyakita sebesar Rp1.500. Dengan adanya kenaikan tersebut, maka harga Minyakita menjadi Rp15.500 dari sebelumnya Rp14.000 per liter.
Menanggapi usulan tersebut, Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan jika pemerintah memutuskan untuk menaikkan HET Minyakita, maka harus dipastikan bahwa stoknya tersedia.
Lebih lanjut, Budi mengatakan bahwa stok Minyakita sangat penting untuk mengurangi spekulan-spekulan.
“Jadi lebih baik memang stoknya ada. Dibanding digoreng-goreng harganya oleh spekulan, mendingan kita naikkan namun stoknya banyak dan itu bisa dibeli,” tuturnya saat dihubungi VOI, Kamis, 20 Juni.
Terkait dengan besaran kenaikan, Budi mengatakan pihaknya akan mengikuti kebijakan pemerintah. Namun, Hippindo akan memberikan saran penurunan HET jika dirasa perlu.
“Kami selalu ikuti kebijakan pemerintah, termasuk HET. Namun kami juga selalu memberikan masukan tiap saat bila diperlukan penurunan HET,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengusulkan harga eceran tertinggi (HET) Minyakita dinaikan sebesar Rp1.500. Alasannya, karena nilai tukar rupiah anjlok pada level Rp16.000 per dolar AS.
“Saya memang mengusulkan naiknya Rp1.500 ya. Karena kan disesuaikan juga, dulu rupiah kan Rp14.500 sekarang sudah Rp16.000,” katanya di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu, 19 Juni.
BACA JUGA:
“Khawatir kalau tidak disesuaikan ekspornya jauh beda angkanya, nanti kita kewalahan,” sambung dia.
Selain itu, pria yang akrab disapa Zulhas mengatakan Minyakita juga menyesuaikan harga bahan pokok lainnya seperti beras. Dia bilang HET beras juga sudah disesuaikan menjadi Rp12.500 per kg dari Rp10.900 per kg.
“Jadi naiknya Rp1.600 itu beras ya. Jadi memang sudah saatnya Minyakita (naik),” tuturnya.