Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan berdasarkan hasil survei BI penjualan eceran pada April 2024 mengalami kontraksi secara tahunan atau year on year (yoy).

Adapun kontraksi tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) April 2024 tercatat mencapai 236,3 atau mengalami kontraksi sebesar 2,7 persen YoY, setelah mengalami pertumbuhan tinggi sebesar 9,3 persen YoY bertepatan dengan bulan Ramadhan pada Maret 2024.

Berdasarkan kelompoknya, beberapa kelompok mengalami kontraksi seperti Subkelompok Sandang sebesar 15,7 persen (yoy), Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 2,4 persen (yoy), serta Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya sebesar 6,0 persen (yoy) setelah sebelumnya terakselerasi pada Maret 2024.

Penurunan IPR lebih dalam tertahan oleh Kelompok Suku Cadang dan Aksesori sebesar 6,5 persen (yoy) serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar 3,3 persen (yoy) yang mencatatkan pertumbuhan positif.

Kendati begitu, secara bulanan, penjualan eceran tercatat sebesar 236,3 atau tumbuh 0,4 persen (mtm) terutama didorong oleh Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi sebesar 5,4 persen (mtm), Barang Budaya dan Rekreasi sebesar 5,1 persen (mtm).

Selanjutnya Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 0,8 persen (mtm) sejalan dengan kegiatan masyarakat saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Idul Fitri.

Adapun, pada April 2024 penjualan eceran diindikasikan masih tumbuh secara bulanan pada beberapa kota cakupan survei.

Secara bulanan IPR disebagian kita cakupan survei mengalami pertumbuhan tertinggi di kota Medan 14 persen (mtm), disusul Jakarta 4,8 persen (mtm) , Manado 3,4 persen (mtm), dan Bandung 1,8 persen (mtm).