Bagikan:

JAKARTA - KepalaSatuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan jika saat ini China tertarik untuk melakukan investasi di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).

Dwi menyebut minat ini diungkapkan saat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan kunjungan ke China belum lama ini.

"Baru saja kita berkunjung ke China, mereka sudah banyak mempraktikkan EOR ini," ujar Dwi yang dikutip Jumat 7 Juni.

Dikatakan Dwi, China memiliki teknologi EOR sehingga menyatakan ketertarikannya untuk menggali potensi EOR di Indonesia dengan catatan harus bekerja sama dengan Pertamina maupun KKKS lainnya.

"Mereka tertarik untuk menggali potensi EOR di Indonesia dengan catatan kerja sama dengan Pertamina maupun KKKS lainnya," sambung Dwi.

Lebih jauh ia mengatakan jika ditotal, lokasi potensi EOR di Indonesia bisa memberikan tambahan sebesar 950 juta barel.

"Ini sangat berarti, oleh karena itu kalau dilihat dari grafik pertama warna hijau di water flood dan EOR ini areanya cukup luas karena dihitung dari angka potensi ini," beber Dwi.

Masih terkait teknologi yang digunakan China, Dwi bilang, dalam kunjungannya, negara tirai bambu ini mereka telah lama menerapkan teknologi EOR. Nantinya, dengan penggunaan chemical EOR diyakini dapat menambah produksi lebih tinggi.

"Dari sekarang kita di Indonesia ini sepaling tinggi 30 persen," ujar dia singkkat.

Menindaklanjuti minatnya, kata Dwi, China telah melakukan kunjungan ke Indonesia untuk menawarkan teknologi yang dimiliki antara lain EOR, heavy oil dan CBM.

"Nanti kita akan bekerjasama dengan KKKS," pungkas Dwi.

Untuk informasi, berdasarkan paparan SKK Migas, berikut 12 proyek yang memiliki potensi penerapan EOR:

1. Pertamina Hulu Rokan pada Sumur Minas-A (ASP) 2.3 mmstb, Minas-B,C,D,E (ASP) 0,3 mmstb, Minas-D Stage-1(P) dengan potensi 505 mmstb

2. Pertamina Hulu Rokan pada Rantaubais (Steam) 86.22 mmstb

3. Pertamina Hulu Energi Siak pada Batang (Steam) Stage-1 2.2 mmstb

4. BSP pada Pedada (SP) 27.51 mmstb

5. Petrochina pada Gemah (CO2) 7.65 mmstb

6. Pertamina EP pada Ramba (CO2) 53.9 mmstb

7. Pertamina Hulu Energi OSES pada Rama (SP) 43.3 mmstb

8. Pertamina Hulu Energi ONWJ pada E-Main (SP) 17.80 mmstb, Zulu (P) 29.10 mmstb

9. Pertamina EP di lapangan Sukowati (CO2) 65.3 mmstb

10. Petrogas pada Walio (SP) 2.3 mmstb

11. Pertamina Hulu Mahakam pada Handil (SP) 64.9 mmstb

12. Pertamina EP pada Tanjung (P/ASP) 53.1 mmstb