Bagikan:

JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti merespons pernyataan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno soal generasi Z akan kesulitan membeli rumah jika tidak dibantu dalam pendanaan.

Pendanaan yang dimaksud dalam hal ini adalah rencana iuran wajib Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).

"Kebutuhan terhadap perumahan rakyat itu merupakan keniscayaan. Karena kalau tidak dilakukan sekarang, ditunda-tunda terus, gen z enggak akan pernah bisa punya rumah. Saya bisa jamin itu, gen z tidak akan bisa punya rumah kalau tidak dibantu dari sekarang untuk pendanaan," kata Sandi dalam video di akun X-nya, @sandiuno, dikutip Selasa, 4 Juni.

Esther menilai, kebijakan Tapera tersebut belum tentu menjadi solusi bagi generasi Z untuk mendapatkan rumah di masa mendatang. Pasalnya, iuran Tapera sendiri belum tentu bisa mengejar kenaikan harga properti ke depannya.

"Iya belum tentu, karena (iuran) Tapera belum tentu bisa mengejar kenaikan harga properti itu untuk beberapa tahun ke depan," ujar Esther kepada VOI, Selasa, 4 Juni.

Menurutnya, kebijakan iuran Tapera sebesar tiga persen yang rencananya dikenakan bagi masyarakat hanya akan menambah kesulitan.

Dia juga menjelaskan terkait simulasi gaji dengan iuran Tapera.

Adapun rentang gaji yang disimulasikan mulai dari angka Rp5.000.000 sampai dengan Rp25.000.000.

Simulasi gaji tersebut bervariasi perhitungannya. Mulai dari potongan iuran Tapera per bulan sampai dengan 50 tahun yang akan datang.

Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2024, rata-rata upah buruh/karyawan/pegawai di Indonesia adalah Rp2.000.000 sampai dengan Rp5.000.000.

Bila gaji tertinggi sebesar Rp5.000.000 disimulasikan dengan iuran wajib Tapera hingga 50 tahun mendatang, jumlahnya hanya mencapai Rp90.000.000.

Dengan angka tersebut, kata Esther, masyarakat masih merasa kesulitan untuk mendapatkan rumah.

"Kalau skema seperti ini (iuran Tapera) enggak bakal bisa punya rumah," tuturnya.

Dia menyarankan agar pemerintah memberikan subsidi bunga kredit pemilikan rumah (KPR).

Sehingga, generasi Z bisa membeli rumah dengan cicilan yang lebih murah.

"Sebaiknya kalau memang mau bantu generasi Z untuk bisa beli rumah, kasih saja subsidi bunga KPR. Sehingga, mereka bisa beli rumah saat itu juga dengan cicilan lebih murah," ungkap Esther.

"Atau dengan skema FLPP yang sekarang. Tapi, tentu skema FLPP ini tipe rumahnya, ya, sangat sederhana," pungkasnya.