JAKARTA - Harga saham emiten taksi asal Surabaya, PT Zebra Nusantara melesat pada Jumat 12 Maret jelang siang. Pantauan VOI pada pukul 10.30 WIB, saham berkode ZBRA itu melesat ke level Rp143 per lembar saham, terbang 34,91 persen dari penutupan Rabu 10 Maret.
Saham Zebra Nusantara bergerak di kisan harga Rp112-Rp143 hari ini. Market cap atau kapitalisasi pasar ZBRA di bursa pun semakin melesat ke Rp122,43 miliar.
Kenaikan harga saham Zebra Nusantara ini terjadi di tengah kabar terbaru dicaploknya saham mayoritas ZBRA oleh kakak Hary Tanoesoedibjo, Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo atau Rudy Tanoe.
Kakak konglomerat terkaya nomor 33 di Indonesia itu mengakuisisi ZBRA lewat perusahaan ekspor impor produk farmasi miliknya, PT Trinity Healthcare (THC). Namun demikian perlu diketahui, meski berlabel perusahaan taksi, Zebra Nusantara justru tak mempunyai armada taksi saat ini.
Meredupnya bisnis taksi konvensional menjadi alasan perusahaan beralih ke bisnis lain. Zebra Nusantara kini masuk ke bisnis distribusi BBG atau bahan bakar gas kepada pihak ketiga.
Kinerja ZBRA pun tak mencolok. Per September 2020, pendapatan perusahaan hanya Rp8,86 miliar, turun dari periode yang sama tahun 2019 yakni Rp10,83 miliar.
Laba bersih hanya Rp94,98 juta dari rugi bersih September 2019 sebesar Rp1,29 miliar. Penjualan praktis hanya dari BBG yang dilakukan oleh anak usahanya PT Zebra Energi kepada pihak ketiga.
Lantas mengapa Rudy Tanoe membeli Zebra Nusantara? Trinity Healthcare, yang dimiliki Rudy Tanoe, meneken Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (PPJB) dengan PT Infiniti Wahana (IW).
IW adalah pemegang saham pengendali dalam ZBRA, menggenggam 665.186.134 saham ZBRA, terdiri dari 3.400 saham Seri A dengan nilai nominal Rp500 per saham dan 665.182.734 saham Seri B dengan nilai nominal Rp100 per saham atau seluruhnya sebesar 77,70 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam ZBRA.
BACA JUGA:
Perjanjian PPJB itu diteken pada 26 Februari 2021. Berdasarkan PPJB, Infiniti dan THC sepakat untuk melakukan jual beli saham sebanyak 436.627.835 saham Seri B atau 51 persen dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam ZBRA (saham yang dijual) dengan harga Rp56 per saham. Nilainya setara dengan Rp24,45 miliar.
Sebagai pelaksanaan PPJB, pada 9 Maret 2021, THC selaku pembeli dan IW selaku penjual telah melakukan penyelesaian pembelian dan pengalihan saham yang dijual melalui crossing di pasar negosiasi pada Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 436.627.835 saham.
Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI, Rabu 10 Maret, Trinity disebutkan adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan Akta No. 17 tanggal 16 Agustus 2011. Bisnis THC meliputi perdagangan umum termasuk impor-ekspor, dan pengecer terutama barang-barang farmasi peralatan kesehatan, produk konsumer, distribusi, online trading, logistic dan teknologi informasi yang dijalankan melalui anak perusahaan.
Adapun pemegang saham terbesar yakni Rudy Tanoesoedibjo 90 persen, Juliati Hadi 9 persen, dan 1 persen milik anak Rudy, Gary J. Tanoesoedibjo.
"Pengambilalihan ditujukan untuk pengembangan dan diversifikasi usaha ZBRA serta mengembangkan segmen usaha di bidang perdagangan distribusi, logistik dan teknologi informasi," kata manajemen Trinity Healthcare.
Terkait dengan akuisisi ini, sesuai dengan ketentuan POJK 9/2018, THC wajib melaksanakan penawaran tender yang akan dilaksanakan sesuai ketentuan POJK 9/2018 tersebut.