JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut, adanya perubahan permintaan pasar yang pada awalnya didominasi oleh susu bubuk dan kental manis, beralih menjadi susu cair seperti susu ultra high temperature processing (UHT).
"Terjadi perubahan demand di pasar, dari susu bubuk dan susu kental manis menjadi susu cair (UHT dan pasteurisasi) dalam beberapa tahun terakhir," ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika, Jumat, 24 Mei.
Adapun Kemenperin mencatat produksi terbesar di industri pengolahan susu saat ini didominasi oleh susu cair dan krim yang mencapai 49 persen. Sedangkan, susu kental manis 17 persen dan susu bubuk 17,5 persen.
Putu menilai, meski adanya perubahan permintaan pasar produk olahan susu sapi, namun sektor tersebut masih memberikan andil besar dalam pendapatan devisa negara. Hal ini terlihat dari realisasi investasi sektor pengolahan susu sepanjang 2023 yang mencapai Rp23,4 triliun serta mampu menyerap tenaga kerja hingga 37.000 orang.
Selain itu, kinerja industri pengolahan susu dalam negeri juga sudah cukup baik karena didukung oleh 88 pabrik dengan total kapasitas produksi mencapai 4,64 juta ton per tahun.
"Ini menunjukkan bahwa bisnis di sektor industri pengolahan susu masih cukup prospektif sekaligus mencerminkan Indonesia sebagai negara tujuan utama investasi karena terciptanya iklim usaha yang kondusif dengan berbagai kebijakan yang probisnis," katanya.
Pihaknya pun optimistis kinerja industri pengolahan susu akan semakin meningkat seiring dengan naiknya pendapatan per kapita masyarakat dan pertumbuhan kelas menengah.
"Selain itu, transformasi gaya hidup masyarakat menjadi lebih sehat, sehingga diyakini konsumsi produk susu olahan akan terus tumbuh tinggi ke depannya," imbuhnya.