Bagikan:

BOGOR - Staf Ahli Hubungan Antar Lembaga Kemenkop UKM Riza Damanik mengatakan, ada tiga hal yang menyebabkan kontribusi UMKM RI terhadap rantai pasok global masih rendah.

Pertama, adalah soal kuantitas dari produknya. Kedua ialah kualitasnya dan ketiga adalah kontinuitas atau keberlanjutan dari produknya.

"Kalau UMKM yang terbatas masuk ke dalam rantai pasok global itu karena tiga hal. Kemitraan UMKM menjadi usaha besar itu ada tiga subtansi utama, satu adalah kuantitas produknya, kualitas produknya dan kontinuitas produknya. Kalau satu dari tiga ini bermasalah kemitraannya tidak mungkin bisa terjadi," ujar Riza dalam Orientasi Jurnalis Tahun 2024 di Bogor, Jawa Barat, Kamis, 16 Mei.

Riza menilai, apabila eksportir itu mau masuk dalam rantai pasok global, dibutuhkan tiga hal tadi.

"Enggak bisa dia buat pabrik, tiba-tiba besok enggak ada bahan baku berhenti. Maka, yang paling penting dalam konteks untuk memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas itu adalah bagaimana mendorong pelaku-pelaku UMKM tadi berskala ekonomi," katanya.

Dia bahkan mencontohkan misalnya ada pelaku UMKM yang berfokus di bidang sawit atau pertanian. Maka, dipastikan mereka berbicara tentang produk makanan.

"Jadi, enggak bisa lagi mereka kelola produk lain. Supaya menjaga tiga hal tadi, yaitu kualitas, kuantitas dan kontinuitas," ucap dia.

Menurut Riza, penyebab rendahnya kontribusi UMKM terhadap rantai pasok global lantaran aspek kualitas, kuantitas dan kontinuitas belum terpenuhi.

"Bukan karena tidak ada produknya, tapi produknya itu masih terbatas, volume produksinya masih terbatas, kualitasnya juga. Itu, lah, butuhnya kemitraan. Kami menyebutnya itu kemitraan rantai pasok sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menyebut, kontribusi UMKM RI terhadap rantai pasok global masih rendah.

Padahal, berdasarkan data World Economic Outlook IMF pertumbuhan ekonomi RI pada 2024 diperkirakan mencapai 5 Persen.

"Hanya 6,3 persen UMKM kami yang terlibat dalam rantai nilai global," ujar Menteri Teten dalam sambutan yang disampaikan melalui video di acara Inabuyer B2B2G Expo 2024 di Gedung Smesco, Jakarta, Rabu, 15 Mei.

Teten mengatakan, penguatan rantai pasok merupakan elemen krusial dalam ekosistem bisnis UMKM. Sehingga, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, BUMN, swasta dan asosiasi, baik di dalam maupun luar negeri.

"Dengan dukungan alokasi belanja barang dan jasa pemerintah, BUMN serta sektor ritel lainnya, maka UMKM harus mampu bersaing menjadi pemasok utama dalam perekonomian nasional," katanya.